Mohon tunggu...
adham Maliks
adham Maliks Mohon Tunggu... Freelancer - Universitas Pamulang

nikmati saja, selagi nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Analisis Pesan Moral dalam Naskah Drama "Tutut Ingin Kaya"

11 Januari 2020   14:24 Diperbarui: 18 Juni 2021   16:35 2490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Pesan Moral dalam Naskah Drama "Tutut Ingin Kaya" (unsplash/jason-leung)

Ashari kaget dengan apa yang ditemukan oleh Tutut. Ashari pun menjelaskanpada Tutut kalau apa yang ia temukan adalah sebuah Arca Syiwa. Namun, Tutut tak peduli akan penjelasan Ashari, yang jelas ia hanya ingin menjual barang tersebut demi memenuhi kehidupannya.

Ashari yang masih memendam rasa dengan Tutut pun memikirkan berbagai cara, pada akhirnya Arca Syiwa itu pun dijual kepada kolektor asing dan mereka menjalin hubungan lebih serius menjadi pasangan suami istri.

Baca juga : Mempelajari Nilai Moral dari Cerita Rakyat "Si Pahit Lidah"

Arca Syiwa tersebut pun terjual. Mereka pun bersenang-senang berencana menghabiskan hasil penjualan benda tersebut untuk hidup bersama. Namun tak disangka mereka ditangkap dan menjalani persidangan. 

Tutut dan Ashari terbukti menjual Arca Syiwa yang merupakan benda cagar budaya, yang di mana benda tersebut peninggalan sejarah dan dilindungi oleh pemerintah. Niat bulan madu di awan biru justu bulan madu di balik jeruji besi.

  • Tema

Dalam naskah tersebut bertemakan tentang apa yang dimaksud melindungi cagar budaya dari hal-hal yang bisa menghilangkan kekayaan intelektual yang dimiliki Negara. 

Di tengah arus peradaban yang penuh dengan rasa ketergantungan akan hal-hal yang bersifat materi, membuat siapa saja akan mudah takluk dan tunduk, ketika pancangan kuda-kuda tidak segera dipasang untuk bisa menyeimbangkan nafsu yang ada di dalam diri. 

Ketika manusia telah terlingkupi nafsu semu, segala budi pekerti musnah, abai pada sang pencipta apalagi sejarah perjalanan bangsanya. Rela melakukan apapun untuk mewujudkan keinginan termasuk mencederai peraturan undang-undang.

Tutut Suhartini, salah-seorang gadis asal Desa Sukasari, berjanji untuk mengubah nasibnya sendiri menuju ke suasana hidup yang lebih baik, setelah ditinggal Ibu dan Bapaknya mangkat ke langit. 

Hanya dengan cara meminta saran kepada seorang Dukun, yang kesaktiannya tidak perlu dikhawatirkan dan dicemaskan lagi. Benda berharga ini dijual oleh Tutut demi menjadi kaya raya. 

Tanpa ia sadari, hal itu telah menjerumuskannya ke sebuah lubang yang amat dalam. Sekaligus telah mencederai suatu nilai yang tidak bisa diukur hanya dengan sejumput materi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun