TPS3R Pejeng juga menjadi pusat pembelajaran bagi berbagai kelompok dari luar Bali. Asosiasi pemuda dari negara-negara Asia, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, telah mengunjungi TPS3R Pejeng untuk mempelajari praktik pengelolaan sampah yang diterapkan di sana. Dengan berbagi pengetahuan tentang pengelolaan sampah dan pertanian organik, TPS3R Pejeng tidak hanya memberikan manfaat bagi desa setempat, tetapi juga memperluas dampak positifnya secara global.
Hubungan Pengelolaan Sampah dengan Spiritualitas
Ibu. Jero Sri, pengelola TPS3R Pejeng, juga menekankan bahwa pengelolaan sampah memiliki hubungan yang erat dengan spiritualitas dan keimanan kepada Tuhan. Beliau menjelaskan bahwa menjaga kebersihan lingkungan adalah bentuk penghormatan terhadap ciptaan Tuhan. Dengan menjaga kebersihan, lingkungan akan menjadi lebih aman dan nyaman, menciptakan atmosfer yang lebih kondusif untuk kegiatan ibadah dan spiritual. Manajemen sampah yang baik tidak hanya memberikan manfaat fisik dan lingkungan, tetapi juga memperdalam hubungan spiritual dengan Tuhan, menciptakan ketenangan pikiran dan hati untuk merayakan ibadah dan kehadiran Tuhan  dalam kehidupan sehari-hari.
Tantangan yang Dihadapi oleh TPS3R Pejeng
Meskipun TPS3R Pejeng berhasil mencapai banyak kemajuan, fasilitas ini tetap menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan ruang dan anggaran untuk membeli peralatan pengolahan sampah yang lebih canggih. Selain itu, pengolahan sampah membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum menghasilkan produk akhir yang dapat dipasarkan, sehingga proses produksi belum dapat menghasilkan produk yang dapat dijual secara komersial.
Selain itu, keterbatasan kemampuan masyarakat dalam memilah sampah sejak awal juga menjadi kendala dalam proses pengolahan sampah di TPS3R. Namun, TPS3R Pejeng terus berupaya mengatasi kendala-kendala ini melalui edukasi dan pembinaan masyarakat agar pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan lebih efektif.
Kesimpulan
TPS3R Pejeng merupakan contoh sukses pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang mengintegrasikan prinsip Reduce, Reuse, Recycle dengan partisipasi aktif masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Melalui program-program edukasi dan pemberdayaan, serta dukungan terhadap sektor pertanian lokal, TPS3R Pejeng tidak hanya berhasil mengurangi dampak negatif sampah, tetapi juga mendukung ekonomi lokal dan menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Dengan model yang berhasil ini, TPS3R Pejeng dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya di Indonesia dan dunia dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H