Manajemen sampah merupakan salah satu tantangan utama dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Dalam konteks ini, Tempat Pengelolaan Sampah untuk Pengurangan, Penggunaan Kembali, dan Daur Ulang (TPS3R) Pejeng menawarkan solusi inovatif yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Terletak di Desa Pejeng, Gianyar, Bali, TPS3R Pejeng bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan melalui prinsip-prinsip pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang sampah. Dengan mengimplementasikan pendekatan yang holistik terhadap pengelolaan sampah, TPS3R Pejeng tidak hanya berkontribusi pada pengurangan volume sampah yang mencemari lingkungan, tetapi juga menciptakan peluang ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat.
Pada kesempatan ini, kami berbincang langsung dengan Ibu Jero Sri, pengelola Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Desa Pejeng, Bali. Ibu Jero Sri menjelaskan bagaimana dirinya dan kader lainnya mengelola TPS3R Pejeng.
Mengapa TPS3R Pejeng Begitu Penting?
Di tengah tantangan pengelolaan sampah, TPS3R Pejeng hadir sebagai inisiatif yang memberikan kontribusi besar bagi lingkungan dan masyarakat. Dengan menerapkan prinsip 3R, yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Menggunakan Kembali), dan Recycle (Mendaur Ulang), TPS3R Pejeng tidak hanya membantu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA), tetapi juga berkontribusi pada pengurangan dampak buruk terhadap lingkungan dan perubahan iklim. TPS3R Pejeng merupakan contoh bagaimana masyarakat dapat terlibat langsung dalam pengelolaan sampah untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan.
Peran Laskar Pertiwi dalam Mengedukasi Masyarakat
Salah satu elemen kunci dalam keberhasilan TPS3R Pejeng adalah peran Laskar Pertiwi, yang terdiri dari warga setempat yang terlatih untuk menjadi agen perubahan dalam pengelolaan sampah. Laskar Pertiwi berfungsi sebagai penggerak utama dalam edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya memilah sampah sejak sumbernya, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta memanfaatkan kembali barang-barang yang masih bisa digunakan. Upaya edukasi ini dilakukan melalui berbagai pelatihan, penyuluhan, dan kampanye agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya pengelolaan sampah yang baik.
Melalui keterlibatan Laskar Pertiwi, TPS3R Pejeng berusaha mengubah paradigma masyarakat yang semula melihat sampah sebagai masalah, menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan dengan bijak. Ini juga bertujuan untuk memperbaiki kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat di Desa Pejeng.
Pengolahan Sampah di TPS3R Pejeng: Dari Sampah Menjadi Berkah
TPS3R Pejeng mengolah sampah dengan pendekatan yang sistematis dan berkelanjutan. Setiap jenis sampah dipilah secara cermat, yaitu sampah organik dan anorganik. Sampah organik yang diperoleh dari kegiatan rumah tangga dan pasar akan diproses menjadi pupuk kompos yang sangat berguna untuk meningkatkan kesuburan tanah. Di sisi lain, sampah anorganik seperti plastik, kaca, dan kertas akan diolah untuk didaur ulang menjadi bahan baku untuk produk baru.
Salah satu program unggulan dari TPS3R Pejeng adalah produksi pupuk kompos. Setiap hari, TPS3R Pejeng mampu mengolah sekitar 600-700 kg sampah organik, yang kemudian diubah menjadi sekitar 500 kg pupuk kompos. Pupuk ini diberikan secara gratis kepada para petani di beberapa subak untuk digunakan dalam bertani atau berkebun. Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk meningkatkan kualitas tanah, tetapi juga membantu mengurangi penggunaan pupuk kimia yang berbahaya bagi lingkungan.
Selain itu, TPS3R Pejeng dilengkapi dengan berbagai fasilitas pengolahan sampah yang canggih dan efisien, antara lain:
Waste Shredder
Fasilitas ini digunakan untuk menghancurkan sampah-sampah besar atau keras sehingga dapat diproses lebih lanjut. Dengan menggunakan waste shredder, sampah anorganik atau sisa-sisa material yang sulit diurai dapat dihancurkan menjadi bagian-bagian kecil, mempermudah proses daur ulang dan pengolahan.
Composting Management
Di TPS3R Pejeng, pengolahan sampah organik dilakukan secara terstruktur dengan menggunakan sistem manajemen komposting yang efisien. Sampah organik seperti sisa makanan, daun, dan limbah lainnya diubah menjadi pupuk kompos yang bermanfaat untuk pertanian. Proses ini mendukung keberlanjutan pertanian organik di desa Pejeng dan sekitarnya.
Liquid Fertilizer Management
Selain kompos, TPS3R Pejeng juga menghasilkan pupuk cair yang berasal dari bahan organik. Pupuk cair ini berfungsi untuk memperbaiki kualitas tanah dan memberikan nutrisi tambahan bagi tanaman. Pupuk cair ini juga dibagikan secara gratis kepada petani lokal untuk mendukung pertanian yang lebih ramah lingkungan.
Maggot Farm
TPS3R Pejeng juga memiliki peternakan maggot sebagai bagian dari upaya pengelolaan sampah organik. Maggot dikembangbiakkan untuk membantu mempercepat proses penguraian sampah organik, yang nantinya dapat digunakan sebagai pakan ternak atau pupuk organik. Peternakan maggot ini adalah salah satu solusi inovatif untuk mengurangi sampah organik sekaligus menghasilkan produk yang berguna.
Program-Pogram Pendukung di TPS3R Pejeng
TPS3R Pejeng memiliki berbagai program yang dirancang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mendorong partisipasi aktif mereka dalam pengelolaan sampah. Program-program tersebut antara lain:
1. Bank Sampah Keliling dan Stasioner
Bank sampah keliling dan stasioner merupakan inisiatif yang memungkinkan warga untuk secara teratur mendepositokan sampah mereka untuk dipilah dan diproses lebih lanjut. Bank sampah keliling mengunjungi rumah-rumah warga untuk mengumpulkan sampah, sementara bank sampah stasioner ada di setiap wilayah desa untuk memudahkan warga dalam mendepositokan sampah mereka.
2. Green Team
Program ini menawarkan layanan kebersihan untuk acara-acara seperti pernikahan atau acara besar lainnya. Dengan adanya layanan ini, acara-acara tersebut dapat berlangsung dengan lebih ramah lingkungan karena TPS3R Pejeng turut berkontribusi dalam mengelola sampah yang dihasilkan.
3. Edukasi Masyarakat
TPS3R Pejeng juga secara aktif mengadakan berbagai pelatihan dan penyuluhan tentang pengelolaan sampah kepada masyarakat. Program edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman warga mengenai pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan manfaatnya bagi lingkungan dan kesehatan.
Dampak Positif bagi Pertanian dan Ekonomi Lokal
Selain mengolah sampah menjadi kompos, TPS3R Pejeng juga memberikan manfaat langsung bagi sektor pertanian lokal. Melalui distribusi kompos dan dolomit kepada petani, TPS3R membantu mengurangi biaya produksi dan meningkatkan kualitas hasil pertanian mereka. Petani di subak (sistem irigasi tradisional Bali) merasakan manfaat langsung dari penggunaan kompos yang dapat meningkatkan kualitas tanah dan hasil pertanian mereka.
TPS3R juga berencana untuk membeli hasil pertanian dari petani lokal untuk mendukung perekonomian mereka. Dengan demikian, TPS3R Pejeng tidak hanya menjadi solusi pengelolaan sampah, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan.
Peran TPS3R Pejeng dalam Pembelajaran dan Pertukaran Pengetahuan Internasional
TPS3R Pejeng juga menjadi pusat pembelajaran bagi berbagai kelompok dari luar Bali. Asosiasi pemuda dari negara-negara Asia, seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand, telah mengunjungi TPS3R Pejeng untuk mempelajari praktik pengelolaan sampah yang diterapkan di sana. Dengan berbagi pengetahuan tentang pengelolaan sampah dan pertanian organik, TPS3R Pejeng tidak hanya memberikan manfaat bagi desa setempat, tetapi juga memperluas dampak positifnya secara global.
Hubungan Pengelolaan Sampah dengan Spiritualitas
Ibu. Jero Sri, pengelola TPS3R Pejeng, juga menekankan bahwa pengelolaan sampah memiliki hubungan yang erat dengan spiritualitas dan keimanan kepada Tuhan. Beliau menjelaskan bahwa menjaga kebersihan lingkungan adalah bentuk penghormatan terhadap ciptaan Tuhan. Dengan menjaga kebersihan, lingkungan akan menjadi lebih aman dan nyaman, menciptakan atmosfer yang lebih kondusif untuk kegiatan ibadah dan spiritual. Manajemen sampah yang baik tidak hanya memberikan manfaat fisik dan lingkungan, tetapi juga memperdalam hubungan spiritual dengan Tuhan, menciptakan ketenangan pikiran dan hati untuk merayakan ibadah dan kehadiran Tuhan  dalam kehidupan sehari-hari.
Tantangan yang Dihadapi oleh TPS3R Pejeng
Meskipun TPS3R Pejeng berhasil mencapai banyak kemajuan, fasilitas ini tetap menghadapi sejumlah tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah keterbatasan ruang dan anggaran untuk membeli peralatan pengolahan sampah yang lebih canggih. Selain itu, pengolahan sampah membutuhkan waktu yang cukup lama sebelum menghasilkan produk akhir yang dapat dipasarkan, sehingga proses produksi belum dapat menghasilkan produk yang dapat dijual secara komersial.
Selain itu, keterbatasan kemampuan masyarakat dalam memilah sampah sejak awal juga menjadi kendala dalam proses pengolahan sampah di TPS3R. Namun, TPS3R Pejeng terus berupaya mengatasi kendala-kendala ini melalui edukasi dan pembinaan masyarakat agar pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan lebih efektif.
Kesimpulan
TPS3R Pejeng merupakan contoh sukses pengelolaan sampah berbasis masyarakat yang mengintegrasikan prinsip Reduce, Reuse, Recycle dengan partisipasi aktif masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Melalui program-program edukasi dan pemberdayaan, serta dukungan terhadap sektor pertanian lokal, TPS3R Pejeng tidak hanya berhasil mengurangi dampak negatif sampah, tetapi juga mendukung ekonomi lokal dan menciptakan ekosistem yang berkelanjutan. Dengan model yang berhasil ini, TPS3R Pejeng dapat menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya di Indonesia dan dunia dalam mewujudkan pengelolaan sampah yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H