AKU INGIN
Karya : Sapardi Djoko Damono
Aku ingin mencitaimu dengan sederhana;
Dengan kata yang tak sempat diucapkan
Kayu kepada api yang menjadika abu
Aku ingin mencintaimu degan sederhana;
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kedapa hujan yang menjadikan tiada
(1989)
    Puisi yang berjudul "Aku Ingin" merupakan buah karya dari seorang sastrawan hebat sekaligus guru besar Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Sapardi Djoko Damono. Puisi ini ditulis pada tahun 1989 ketika istriya sedang sakit. Puisi "Aku Ingin" merupakan puisi dengan tema cinta.
1. Struktur dari Puisi Aku Ingin Karya Sapardi Djoko Damono
- Struktur Fisik
Diksi
    Pada bait pertama Aku ingin mencintaimu dengan sederhana yaitu mencintai seseorang dengan tulus dengan cara tidak berlebihan. Dengan cara mencintai dengan keserhanaan, kesetiaan bahwa kesederhanaan menciptakan kesetiaan  yang begitu berarti. Dengan kata yang tak sempat diucapkan menjelaskan bahwa seseorang yang tak sempat untuk mengucapkan, mengungkapkan perasaan cintanya untuk seseorang yang ia cintai. Di perjelas dengan larik selanjutnya Kayu kepada api yang menjadikannya abu seolah-olah tidak ada kesempatan kedua untuk mengungkapkan perasaan yang begitu mendalam karena api yang menjadikannya abu, artinya segala sesuatu yang sifatnya mudah terbakar seperti kayu akan menjadi abu jika terbakar oleh api dan jika sudah menjadi abu maka tidak bisa kembali menjadi kayu. Ibarat nasi sudah menjadi bubur.
    Pada bait kedua Aku ingin mencitaimu dengan sederhana yaitu sama dengan bait pertama pada larik pertama, yakni mencintai seseorang dengan tulus dengan cara tidak berlebihan. Dengan cara mencintai dengan keserhanaan, kesetiaan bahwa kesederhanaan menciptakan kesetiaan  yang begitu berarti. Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan hampir sama dengan bait pertama larik ke dua bahwa tentang keterlambatan untuk menyampaikan rasa cintanya, isi hatinya kepada seseorang yang ia sintai, namun pada larik ini lebih terfokus kepada isyarat, isyarat ini dilambangkan dengan tindakan dari 'aku-lirik'  kepada kepada seseorang  yang ia cintai tetapi tak sempat untuk melakukan apa-apa. di sambung dengan larik selanjutnya Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada hapir sama dengan bait pertama larik ke dua tentang keterlambatan mengungkapkan perasaannya tetapi ini lebih menggambarkan bahwa air hujan telah menghapus segalanya dari muka bumi sehingga menjadi tidak tersisa dan tiada terhempaskan oleh hanyutnya air hujan yang mengalir dipermukaan bumi.
Â
Majas (bahasa kiasan)
     Gaya bahasa yang terdapat pada puisi "Aku Ingin" adalah majas personifikasi yang ditemukan pada kalimat "Dengan kata yang tak sempat  diucapkan, kayu kepada api yang menjadikan abu""Dengan isyarat yang tak sempat  disampaikan, awan kepada hujan yang menjadikan tiada".
"Dengan isyarat yang tak sempat  disampaikan, awan kepada hujan yang menjadikan tiada".
Pengimajinasian (pencitraan)
Penggunaan kata-kata yang digunakan atas bayangan kongkret apa yang kita hayati secara langsung melalui pengindraan manusia.
Imaji pendengaran: "Dengan kata yang taksempat diucapkan, kayu kepada api yang menjadikan abu"
Imaji visual penglihatan: "Dengan isyarat yang tak sempat dsampaikan, awan kepada hujan yang menjadikan tiada".
2. Struktur Batin
    Struktur batin puisi "Aku Ingin" adalah sebuah pengunkapan makna yang hendak disampaikan penyair dan struktur batin puisi yang akan dikemukakan oleh penyair dengan persaan dan suasana jiwanya (Herman J. Waluyo, 1987: 102). I. A. Richards dalam J.Waluyo (1987: 106) menyebutkan makna atau struktur batin itu dengan hakekat puisi. Ada empat unsure hakekat puisi, yakni:
Tema
Puisi diatas dapat dianalisis bahwa temanya adalah cinta. Di mana penyair bagaimana keinginanya untuk mencintai dengan sederhana.
Perasaan
    Perasaan penyair pada waktu menciptakan puisi ini dapat kita rasakan juga waktu kita menelaah bait kebait ataupun larik ke-larik. Perasaan yang serius dan menginginkan tentang tindakan yang tidak terlalu menggebu-gebu.
Nada
Nada puisi "Aku Ingin" penyair menceritakan perasaan dengan nada member tahu dengan lembut dan penuh dengan penghayatan.
Amanat
    Amanat puisi "Aku Ingin" menyatakan bahwa penyair ingin mengungkapkan tentang apa yang dirasakan dengan tenang  dan sederhana tanpa dengan perbuatan yang mengada-ada.