Mohon tunggu...
Ade Sona
Ade Sona Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Anilisis Struktur dan Semiotik dalam Puisi "Aku Ingin"

28 Januari 2018   20:26 Diperbarui: 28 Januari 2018   21:27 15926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

D.   Kajian Teoritik

 Dalam penelelitian puisi yang berjudul Aku Ingin karya Sapardi Djoko Damono menggunakan kajian struktur dan kajian semiotik.


1. Struktur

         Waluyo (1987:25) jika dipaksa memberikan devinisi puisi secara sukar dirumusuka, kira-kira seperti berikut. Puisi adalah bentuk karya sastra yang mengungkapkan pemikiran dan persaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batiniah.

         Strukturalisme dapat dipandang sebagai salah satu pendekatan penelitian kesastraan yang menekankan pada kajian hubungan antar unsur pembangun yang bersangkutan. Strukturalisme berarti paham mengenai unsur-unsur yaitu struktur itu berdiri dengan mekanisme antar hubungannya, disatu pihak antar hubungan satu dengan yang lainnya, dilain  pihak hubungan diantara unsur-unsur dan totalitasnya.

2. Semiotik

        Semiotik secara etimologis berasal dari bahsa Yunani semeion yaitu penafsiran tanda atau tanda dimana sesuatu dikenal. Semiotik adalah ilmu tentang tanda atau studi tentang bagaimana sistem penandaan berfungsi. Semiotik adalah cabang dari ilmu Filsafat yang mempelajari tanda dan biasa disebut filsafat penanda. Semiotik adalah teori dan analisis berbagai macan tanda dan pemakna.

        Barthers menjadi seorang tokoh yang begitu indentik dengan teori semiotik. Pemikiran semiotik Barthers bisa dikatakan paling banyak digunakan dalam sebuah penelititian. Konsep penelitian Barthers terhadap semiotik terkenal dengan konsep Mythologies atau mitos. Sebagai penerus dari pemikiran Saussure, Roland Barthers menekankan antara teks dan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi dalam dalam teks dan konveksi dalam teks dan konvensi yang dialami dan diharapkan oleh penggunanya. (Kriyantono, 2007: 268).

         Roland Barthers dalam teorinya mengembangakan semiotika dalam dua tingkatan pertandaan, yakni tingkatan denotasi dan konotasi.

1. Denotasi

        Denotasi merupakan makna sesungguhnya, atau sebuah fenomena yang tampak dengan panca indera, atau bisa juga disebut deskripsi dasar.

2. Konotasi

         Konotasi merupakan makna-makna kultural yang muncul atau bisa juga disebut makna yang muncul karena adanya kontruksi budaya sehingga ada pergeseran, tetapi tetap melekat pada simbol atau tanda tersbut.

E.     Hasil Penelitian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun