Mohon tunggu...
ADE SETIAWAN
ADE SETIAWAN Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Kepala Puskeswan Pandeglang

All is Well

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Ritual Mapag Sri: Menjaga Kearifan Lokal, Meneruskan Semangat Bertani

22 April 2024   21:35 Diperbarui: 23 April 2024   07:45 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Harapan itu diwujudkan dengan berbagai sesaji atau ubo rampe yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan tinggalan yakni meletakkan sesajen, daun dadap serep, dan bunga di pojok-pojok sawah.

Mapag Sri disamping sebagai tradisi sarana untuk mengucap syukur dan harapan panen yang melimpah juga dapat dimaknai adanya saling berbagi.

Pemaknaan saling berbagi itu lantaran biasanya dalam pelaksanaan tradisi ini diikuti oleh banyak orang, bukan hanya dari yang punya hajat, melainkan juga tetangga, dan juga masyarakat setempat.

Dalam tradisi Mapag Sri biasanya digelar doa dan persaksian serta juga makan-makan bersama.

Upacara ini diakhiri dengan membawa helai padi yang diikat sejumlah 2 ikat atau sepasang.

Biasanya di rumah juga telah disediakan tempat khusus yang lengkap dengan sesaji dan lampu sentir atau lilin sebagai penerang.

Nah, di hampir mayoritas masyarakat Kecamatan Sobang dan Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang bagian Selatan hingga kini masih melestarikan tradisi kearifan lokal tersebut.

Mereka menjalankan Mapag Sri sebagai bagian dari nguriuri budaya karuhun atau bahasa lainnya melestarikan budaya karuhun. Karena budaya karuhun ialah budaya luhung, budaya peninggalan nenek moyang.

Mapag Sri dilaksanakan dengan maksud sebagai ungkapan rasa syukur para petani kepada Tuhan Yang Maha Kuasa lantaran panen yang diharapkan telah tiba dengan hasil yang memuaskan.

Ritual Budaya Mapag Sri sendiri, dibawa ke Pandeglang Selatan oleh para petani transmigran asal Kabupaten Indramayu Provinsi Jawa Barat (Jabar) pada sekitaran tahun 1960-an yang bermukim di sebagian besar wilayah Kecamatan Sobang dan Panimbang saat ini.

Pada waktu itu sebagai daerah trasmigrasi, Desa Sobang Kecamatan Panimbang perkembangan ekonominya sangatlah pesat, terutama dibidang pertanian, perkebunan, dan peternakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun