5. Fokus pada Apa yang Kita Makan
Alangkah baiknya kita menentukan waktu khusus untuk makan misalnya makan pagi, sarapan jam berapa, makan siang, dan makan malam sesuaikan dengan kebiasaan keluarga atau kebiasaan di tempat kerja, jam berapa dan tempatnya di mana, tapi sebaiknya hindari gadget atau TV.
Jadi kita harus konsentrasi akan apa yang akan kita makan sambil menikmati dengan perasaan apa yang kita makan.
Ketika kita fokus pada apa yang kita makan, kita bisa lebih merasakan bumbu masakan, rempah, serta kesegaran makanan dan minuman yang sedang kita kunyah.
Perhatian yang kita berikan dapat meningkatkan perasaan nikmat akan rasa makanan, aroma, penampilan, sudut pandang, hingga rasa kita akan makanan di hadapan mata.
Menurut pengalaman saya, mindful eating mampu menstimulasi kesadaran kita bahwa ada peran banyak orang dan peran lingkungan untuk satu isi piring. Kita jadi sadar bahwa ada peran para petani yang menyuburkan tanah agar padi yang ditanam bernutrisi, ada peran serangga yang membantu penyerbukan tanaman, ada sinar matahari dan curah hujan yang cukup agar membantu semua bahan makanan dapat tumbuh dengan subur.
Mindful eating memungkinkan kita untuk memberi atensi penuh pada makanan, pengalaman, dan isyarat tubuh kita saat makan dan atau minum.
Isyarat tubuh ini beragam, mulai dari respon lidah yang memberi respon terhadap rasa dan tekstur makanan hingga perut yang memberi kabar apakah makanan yang masuk sudah sesuai kebutuhan atau belum.
Nah, bagaimana Kompasianer berminat menerapkan mindful eating dalam kehidupan sehari-hari? Yuk, lakukan mindful eating dimulai dari yang kecil-kecil, mulai dari diri sendiri, dan jalani mulai dari sekarang!
Salam Literasi
Ade Setiawan, 04.02.2024