Lalu, bagaimana situasi rabies di Kawasan Regional Asia Tenggara?
Badan Kesehatan Dunia, WHO Asia Tenggara (SEARO) bersama sebelas negara anggotanya telah menyusun dokumen yang berjudul: "Strategic Framework for Elimination of Human Rabies Transmitted by Dogs in the South-East Asia Region".
Strategi regional ini dikembangkan untuk eliminasi rabies pada manusia yang ditularkan oleh anjing di wilayah Asia Tenggara melalui strategi pengendalian rabies yang progresif pada anjing dan profilaksis rabies pada manusia di negara-negara endemik dan untuk mempertahankan status bebas rabies di wilayah di Asia Tenggara tahun 2020.
Strategi dalam dokumen tersebut terdiri dari tiga elemen yaitu:
Pertama, pencegahan, dengan mengintroduksi teknik-teknik intervensi yang hemat biaya untuk meningkatkan aksesibilitas, kemampuan dan ketersediaan PEP.
Begitu juga dengan mengembangkan program-progam vaksinasi massal anjing.
Kedua, promosi, dengan meningkatkan pemahaman tentang rabies melalui advokasi, kesadaran, edukasi dan riset operasional.
Begitu juga promosi kepemilikan anjing yang bertanggung jawab.
Ketiga, kemitraan, dengan menyediakan dukungan koordinasi untuk mendorong kegiatan-kegiatan antirabies dengan melibatkan komunitas, masyarakat sipil, pemerintah dan sektor non-pemerintah serta mitra internasional.
Baca juga :Â Vaksinasi Tingkatkan Kualitas Hidup Hewan Kesayangan
Nah, sekarang bagaimana situasi dan kondisi rabies di Indonesia?
Pemerintah Indonesia mencatat sejarah sukses dalam pengendalian dan pemberantasan rabies dengan melakukan vaksinasi massal rabies di Pulau Jawa.