Alasannya, agar ia bisa segera membuat surat izin mengemudi (SIM) sekaligus berjaga apabila belum terdaftar dalam DPT Pemilu 2024. Dengan modal e-KTP tersebut bisa mendaftar di Panitia Pemungutan Suara (PPS) desa setempat.
"Awal bulan September ini, Sang Anak memperlihatkan e-KTP barunya. "Rupanya lama juga mengurus e-KTP sampai membutuhkan waktu tiga bulan," kata saya bergumam.
Kemudian saya bergegas membuat SIM untuknya di Polres dan dalam kesempatan tersebut berkesempatan menanyakan soal pilihannya kelak ketika manjadi pemilih pemula.
Sang Anak terlebih dahulu saya minta cek data pemilih secara on-line melalui laman cekdptonline.kpu.go.id. Setelah memasukan Nomor Induk Kependudukan (NIK) kemudian muncul tempat lokasi TPS dimana ia akan memilih saat pemilu 2024 mendatang.
Ketika itu saya bertanya siapa pilihan politiknya. "Mau milih siapa ?," tanya saya. Ia tidak menjawab. Sang Anak hanya menggeleng kepala. Ia kemudian menjawab pada saatnya tetap akan memilih lantaran tidak mau menjadi golongan putih (Golput) dikesempatan pertamanya menjadi pemilih pemula.
Hal sedikit berbeda diungkapkan putra saya yang ketiga. Salman Abdul Wahid namanya, kelahiran 2003, saat ini akan menginjak usia 20 tahun. Ia tengah menempuh kuliah di salah satu politeknik di tempat kelahiran saya di Kota Tangerang.
Baginya, ini juga pengalaman politik pertamanya mencoblos pada pemilu serentak tahun depan. Â Sang Anak juga berjanji kelak akan menyempatkan diri datang ke TPS di hari pencoblosan di dekat rumah kami.
Ia mengaku sudah memiliki pilihan calon presiden (capres) yang akan dicoblos pada pemilu nanti. Dengan mimik tersipu malu, ia sebutkan calon pilihannya itu dengan pertimbangan pribadinya.
Namun demikian, meski memiliki keinginan yang kuat untuk mencoblos capres pilihannya, Salman begitu ia biasa disapa, mengaku tak punya bekal pengetahuan politik sedikitpun tentang siapa calon anggota legislatif (caleg) yang akan dipercaya untuk menyuarakan aspirasinya di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi, DPR RI maupun Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI), pun calon anggota DPRD Kabupaten tempat kami tinggal.
Berbeda dengan pilihan capres, Salman mengaku tak mengikuti perkembangan politik di daerahnya maupun nasional. Ia juga mengatakan ditempatnya kuliah kebanyakan pemilih pemula seperti dirinya yang belum kenal dengan calegnya.