Coaching Untuk Supervisi Akademik memiliki prinsip "kolaboratif" antara coach dan coachee. Berdasarkan pengalaman penulis melakukan coaching, dengan teknik coaching, coach dapat memberikan pertanyaan berbobot sehingga coachee secara "mandiri" dapat melakukan "refleksi" dan mengkontruksi ide "inovatif" demi perbaikan pembelajaran yang "berpihak kepada murid". Â
Melalui kegiatan coaching, maka coach belajar untuk mengembangkan diri dan orang lain.  Setelah berlatih sebagai seorang supervisor, jika dikemudian haridipercaya sebagai kepala sekolah maka dalam kegiatan supervisi akademik dapat menerapkan teknik coaching. Â
Sebagai pemimpin pembelajaran, pendidik harus dapat mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid. Dengan keterampilan coaching "presence" atau kehadiran penuh diharapkan dapat diimplementasikan guru dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat hadir secara penuh memfasilitasi siswa belajar.Â
Dengan kompetensi "mendengarkan aktif", pendidik sebagai pemimpin pembelajaran dapat menjadi seorang pendengar yang baik muridnya sehingga dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan "rasa".Â
Melalui kegiatan "mengajukan berbagai pertanyaan berbobot" harapnya pendidik dapat memfasilitasi kontruksi pengetahuan peserta didik agar dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H