Mohon tunggu...
Adelia Tesalonika
Adelia Tesalonika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya adalah Mahasiswa semester 5 jurusan Illmu Ekonomi Pembangunan dari Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Saya adalah orang yang senang dengan kegiatan sosial, saya juga suka mengamati lingkungan dan manusia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Andai Banten Tanpa Korupsi

21 Desember 2022   01:18 Diperbarui: 21 Desember 2022   01:26 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Adelia Tesalonika

Pada Tanggal 9 Desember kemarin baru saja memperingati hari anti korupsi sedunia. Hari ini dicetuskan karena korupsi ini menjadi masalah yang terus ada dan terjadi di setiap belahan dunia, maka dicetuskan Hari Anti Korupsi Sedunia setiap tahunnya. Pada hari Anti Korupsi Internasional (IACD) kali ini lebih menyoroti bagaimana hubungan penting antara antikorupsi dan perdamaian, keamanan, dan pembangunan.

Kita sudah sangat tahu korupsi ini memiliki dampak yang sangat negatif bagi setiap negara yang tidak menindaklanjuti hal ini. Korupsi tentu saja membahayakan perekonomian negara. Namun, dalam pelaksanaan penanggulangan korupsi ini tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah saja, namun juga tanggung jawab setiap warga negara, dengan aktif dalam kerja sama dan keterlibatan untuk mengatasi masalah ini.

Saat membahas tentang  korupsi nyatanya tidak hanya membahas tentang uang saja, tetapi jauh lebih dari itu. Diketahui jumlah uang APBN yang sudah dikorupsi di negara ini hampir 30-40%, data ini bersumber dari data Transparansi Indonesia. Ini bukan angka yang sedikit. Mari kita bayangkan, APBN Kita per tahun sekitar 2500 Triliun, berarti 30-40% nya adalah 750-1000 triliun yang di korupsikan.

Mari kita berandai-andai bagaimana kalau Provinsi Banten tanpa korupsi, apa yang dapat kita nikmati, berikut beberapa contoh hal yang bisa kita nikmati:

1. Infrastruktur tercipta dengan sangat memadai dan gratis

Kalau tadi berdasarkan data jumlah anggaran yang di korupsi sebanyak itu, maka tak menutup kemungkinan kalau  negara kita menjadi negara yang tertinggal dari negara-negara lain. Hal ini pasti berpengaruh ke pronvsi juga, kalau dari atasnya sudah begitu, maka dana yang tersalurkan untuk provinsi juga berkurang sehingga berdampak pada pembangunan infrastruktur di provinsi.

Sebagai contoh nyata ialah pembangunan jembatan Suramadu yang dibangun pada era pak SBY, yang diketahui hanya menghabiskan dana 5 Triliun, dan sampai saat ini bisa dilihat begitu banyak kemudahan yang tercipta akibat adanya jembatan tersebut karena menghubungkan pulang Jawa dengan Madura. Jika kita lihat dana yang dikorupsikan sekitar 750-1000 Triliun, uang itu dapat digunakan untuk membangun 200 jembatan yang serupa dengan Suramadu, dan itu terjadi setiap tahun nya. Jika tanpa ada korupsi, negara ini akan mempunyai infrastruktur yang mewah, yang nanti akan terdampak ke provinsi, termasuk Provinsi Banten. Saat ini, Provinsi banten sedang memfokuskan pembangunan infrastruktur diantaranya: konektivitas tol Serang-Panimbang dan Tol Serpong-Balaraja, Pembangunan Bendungan Karian dan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), Pengembangan Kawasan KEK di tanjung Lesung dan Kawasan Industri Wilmar, Pengembangan Kota Baru wilayah Maja, dan lainnya. Jika tidak ada korupsi maka pembangunan infrastruktur akan dengan mudah terealisasi, sehingga banyak menciptakan kemudahan bagi masyarakat provinsi Banten, dan menjadikan Provinsi Banten tidak lagi disebut sebagai Provinsi yang banyak mengalami ketertinggalan.

2. Biaya Pendidikan yang terfasilitasi baik, murah atau bahlan gratis

Jika anggaran yang lenyap karena korupsi, betapa banyaknya kesempatan untuk memfasilitasi pendidikan murah atau bahkan gratis menjadi terkendala dan sulit terealisasi. Mari kita coba hitung, biaya kuliah hingga lulus sarjana S1 rata-rata tidak sampai melebihi 100 juta rupiah. Jika semua warga memiliki tingkat integritas yang tinggi, maka anggaran 1000 Triliun dapat di alokasikan dengan baik untuk menunjang pendidikan yang murah atau bahkan gratis. Dimana ini juga menjadi keuntungan negara guna untuk memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia, tekhusus Provinsi Banten. Sampai saat ini Provinsi Banten begitu akrab dengan ketertinggalan, termasuk pendidikan. Sebagai contoh, berdasarkan data dari Pusat Telaah dan Informasi Regional Banten memberi contoh Kabupaten Serang, 3 dari 10 Siswa bertaruh nyawa karena sekolah yang ditempatinya rusak. Akibat ruang kelas yang tidak tersedia dengan cukup sehingga penggunaan dilakukan bergantian yang mengakibatkan belajar menjadi tidak kondusif. Alasan yang diberikan kenapa hal tersebut bisa terjadi ialah karena anggaran terbatas dan juga tata dana mengelola program perbaikan fasilitas pendidikan buruk. Bahkan, menurut data yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sekitar 48% sekolah di Provinsi Banten mengalami kerusakan. Jika tingkat korupsi semakin ditekan, maka kita akan merasakan kenaikan kualitas Sumber Daya Manusia yang terfasilitasi pendidikan dengan baik.

3. Biaya kesehatan terfasilitasi dengan murah bahkan gratis

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun