Mohon tunggu...
Adelia Mei Rosanti
Adelia Mei Rosanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seseorang yang memiliki hobi dalam bidang seni

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pengaruh Alternative Universe (AU) Dalam Sistem Literasi Pendidikan di Indonesia

16 Januari 2025   12:38 Diperbarui: 16 Januari 2025   14:23 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A. Krisisnya Literasi di Indonesia

Menurut data dari The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO), tingkat ketertarikan membaca masyarakat Indonesia sangat memperihatinkan yakni hanya 0,001%. Sementara itu, laporan penelitian dari Central Connecticut State University pada tahun 2016 menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal tersebut, yang berarti hanya satu orang Indonesia yang suka membaca dari 1. 000 orang di negara ini. Selanjutnya, data penelitian dari United Nations Development Programme (UNDP) menunjukkan bahwa indeks pembangunan manusia (IPM) di bidang pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah, yakni 14,6%. Ini jauh lebih rendah dibandingkan Malaysia yang memiliki persentase hingga 28%. Berdasarkan hasil asesmen nasional (AN) 2021, Indonesia menghadapi situasi darurat literasi. Hal ini disebabkan karena 1 dari 2 peserta didik belum mencapai kompetensi minimum dalam literasi. Hasil AN 2021 sejalan dengan hasil PISA selama 20 tahun terakhir, yang menunjukkan skor literasi membaca peserta didik di Indonesia masih rendah dan belum mengalami perubahan signifikan, berada di bawah rata-rata peserta didik di negara OECD. Fakta kedua, terdapat 60 juta penduduk Indonesia yang memiliki gadget, menjadikannya sebagai urutan kelima dunia dalam kepemilikan gadget. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan bahwa pada tahun 2018, jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia akan melebihi 100 juta orang. Dengan angka tersebut, Indonesia akan menjadi negara dengan jumlah pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. Ironisnya, meskipun minat baca buku rendah, data dari wearesocial per Januari 2017 mengungkapkan bahwa orang Indonesia dapat menghabiskan waktu sekitar 9 jam sehari untuk menatap layar gadget. Melalui gadget, memang banyak informasi yang beredar. Sayangnya, informasi yang mereka terima seringkali bukan berasal dari media yang dapat diandalkan, melainkan dari media sosial yang lebih banyak dipenuhi dengan opini ketimbang fakta. Bahkan sebaliknya, mereka cenderung lebih percaya dengan portal-portal berita palsu dan akun-akun penyebar hoax tersebut.

Melihat luasnya akar permasalahan literasi di Indonesia.Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tetap berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan literasi generasi muda Indonesia. Komitmen ini diperkuat dengan peluncuran kebijakan Merdeka Belajar episode ke-23, Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Tiga pilar utama berfungsi sebagai pedoman untuk memastikan keberhasilan program agar dapat diimplementasikan dengan baik sampai ke daerah terpencil. Ketiga pilar itu adalah pemilihan dan perjenjangan, cetak dan distribusi, serta pelatihan dan pendampingan. Kemendikbudristek memilih buku berdasarkan kriteria buku bacaan berkualitas, yaitu buku yang sesuai dengan minat dan kemampuan baca anak. Selanjutnya, terpilihlah 560 judul buku dari pelatihan penulis/ilustrator lokal, terjemahan bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia dan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia, serta modul literasi numerasi untuk siswa kelas 1 hingga kelas 6 SD. Pilar kedua adalah cetak dan distribusi. Kemendikbudristek menyediakan serta mendistribusikan 560 judul buku bacaan berkualitas dengan total 15. 356. 486 eksemplar ke daerah 3T yang mencakup 5. 963 PAUD dan 14. 595 SD, serta daerah lainnya dengan nilai kompetensi literasi/numerasi yang relatif rendah. Pilar ketiga adalah pelatihan dan pendampingan. 

Menurut Mendikbudristek, kunci keberhasilan penggunaan buku bacaan terletak pada kemampuan kepala sekolah, guru, dan pustakawan dalam mengelola buku bacaan serta memanfaatkan buku bacaan untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi siswa. Selain itu, pelatihan pengelolaan buku bacaan diberikan kepada kepala sekolah, guru, dan pustakawan agar mereka dapat memajang, merawat, serta merotasi/menyimpan buku dengan baik. Mereka juga dilatih untuk dapat mempraktikkan langkah-langkah pemanfaatan buku bacaan melalui cara membaca nyaring, membaca bersama, meminjamkan buku, menggunakan buku untuk kegiatan ekstrakurikuler, serta menggunakan buku untuk melatih guru/sekolah lain. Dalam hal peningkatan mutu bacaan, sebaiknya melibatkan semua pihak terutama dengan menggandeng Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), kemudian Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, serta Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).

Pendekatan buku bacaan berkualitas menjadikan literasi masyarakat pendidikan Indonesia yang akhirnya memberikan bekal kepada anak bangsa yang berkemajuan, dengan memiliki semangat, yaitu literasi baca-tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewarganegaraan. Dengan literasi dasar itulah akan terbentuk empat kompetensi yang mencakup kemampuan berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi. Dengan demikian, dampak besar dari budaya literasi adalah meningkatnya kualitas karakter menjadi lebih religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan berintegritas. Gagal mengembangkan buku bacaan berkualitas berarti gagal untuk maju dan masyarakat akan rentan terpapar serta mudah mengalami konflik akibat hoaks serta berisiko terpecah belah. Kemudian munculnya tindakan radikalisme, terorisme, dan masalah hubungan kemasyarakatan yang sewaktu-waktu dapat meledak disebabkan rendahnya literasi serta kurangnya ketersediaan buku bacaan yang sesuai dan menarik.

B. Pengaruh Alternative Universe Untuk Meningkatkan Minat Baca

Pada hakikatnya, karya tulis merupakan salah satu kebudayaan khususnya dalam bidang literasi yang memiliki peran penting dalam masyarakat. Terutama pada peradaban yang baru, karya tulis ini juga melebur dengan teknologi yang menjadikannya sebuah karya tulisan yang dapat dinikmati dimanapun selama terkoneksi dengan internet. Minat baca merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan literasi masyarakat. Meningkatkan minat baca di tengah-tengah kemajuan teknologi dan banjirnya informasi bukanlah hal yang mudah. Diperlukan pendekatan dan inovasi yang kreatif untuk memikat hati pembaca. 'Alternative Universe' (AU) hadir sebagai salah satu pendekatan yang paling efektif. Ciri khas dari AU adalah cerita yang ringan namun dikemas dengan gaya yang menarik, menjadikannya pilihan yang sempurna bagi mereka yang ingin memulai kebiasaan membaca atau bagi mereka yang mencari hiburan singkat. Cerita semacam ini, dengan keunikan dan kekhasannya lebih mudah diterima oleh pembaca. Pembaca seringkali mencari konten yang cepat dan mudah diakses, terutama melalui platform digital. Keberadaan banyak website, forum, dan aplikasi yang didedikasikan untuk menyajikan cerita Alternative universe memudahkan pembaca untuk mengeksplorasi banyak cerita tanpa hambatan. Dengan demikian, literasi menjadi semakin dipandang di Indonesia, maka tingkat literasi Indonesia akan meningkat. Hal itu akan membuat karakter masyarakat menjadi lebih baik dan tidak rentan terhadap berita palsu. Selain itu minat membaca juga akan meningkat pesat khususnya pada remaja sehingga pengetahuannya akan semakin beragam dan kreatif.

Sebagai literasi digital, perkembangan Alternative universe ini semakin beragam dengan menyelipkan informasi-informasi yang dapat menambah dasar dasar pengetahuan bagi para pembacanya. Bagi para pemula yang ingin membiasakan diri membaca, Alternative universe hadir sebagai langkah awal dalam membiasakan membaca. Dengan gaya bahasa yang lebih santai dan mirip percakapan sehari-hari, ditambah plot yang menarik dan aksesibilitas yang tinggi di era digital, Alternative universe seringkali menjadi pilihan pertama menumbuhkan ketertarikan untuk terus membaca. Dengan beragamnya genre Alternative universe yang tersedia di berbagai platform, minat pembaca terhadap Alternative universe semakin meningkat. Banyaknya platform ini memberikan kesempatan kepada pembaca untuk mengeksplorasi berbagai genre cerita sesuai minatnya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan minat baca pembaca modern. Alternative universe dengan banyak cerita menarik dan berbeda bisa menjadi alternatif seru untuk mengisi waktu luang. Alternative universe tidak hanya menghibur, tetapi dapat merangsang imajinasi dan kreativitas, serta membantu meningkatkan minat membaca.

Salah satu bukti dari kepopuleran Alternative universe adalah karya berjudul Dikta dan Hukum. Karya ini berhasil meraih 187.000 jumlah suka dan lebih dari 64.000 retweet, hal ini menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap Alternative universe. Hal itu menandakan bahwa alternative universe memang memiliki daya tarik khusus yang mampu menarik perhatian masyarakat. Karya lainnya yang mendapat banyak perhatian adalah AU berjudul Butterflies oleh pengguna @alesacakes dengan 151.0 jumlah suka dan 54.700 retweet, AU berjudul Azzamine oleh pengguna @jupiww dengan 211.000 jumlah suka dan 98.800 retweet, dan juga AU berjudul Dago Love Story oleh pengguna @skysphire dengan 211.000 jumlah suka dan 74.000 retweet. Melalui Alternative universe, minat baca masyarakat khususnya generasi muda, dapat ditingkatkan. Dengan cerita-cerita menarik yang dekat dengan keseharian, serta platform digital yang mendukung dan mudah diakses, Alternative universe memiliki potensi besar dalam meningkatkan minat baca masyarakat di era digital.

C. Pengaruh Alternative universe Terhadap Media Literasi Baru pada Sistem Literasi di Indonesia. 

Literasi adalah kemampuan individu untuk mengolah dan memahami informasi saat melakukan aktivitas membaca dan menulis. Tujuan literasi adalah untuk meningkatkan pengetahuan serta pemahaman mengenai berbagai informasi yang diperoleh individu melalui membaca dan menulis, guna mengembangkan karakter dan meningkatkan kualitas pribadi. Dengan literasi, individu sangat fokus dan mampu dengan mudah menarik kesimpulan yang tepat mengenai sesuatu. Salah satu sumber literasi yang paling utama adalah buku. Namun, dalam kenyataannya, harga buku yang relatif mahal seringkali menjadi penghalang bagi banyak orang untuk mendapatkan akses ke informasi dan pengetahuan. Oleh karena itu, banyak individu yang memiliki potensi untuk mengembangkan wawasan melalui bacaan justru terhambat oleh masalah ekonomi. Hal ini jelas menimbulkan keprihatinan, karena literasi tidak seharusnya menjadi hak eksklusif bagi mereka yang mampu membeli buku. Semestinya, setiap individu, tanpa memandang latar belakang ekonomi, berhak memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses informasi dan meningkatkan literasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun