Mohon tunggu...
Ade Irma Mulyati
Ade Irma Mulyati Mohon Tunggu... Guru - SDN Jaya Giri Kecamatan Ngamprah Kabupaten Bandung Barat Provinsi Jawa Barat

Mau berbagi itu indah karena menabur kebahagiaan, dengan ikhlas memberi semoga menginspirasi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Emak-emak Hebat

21 September 2020   16:25 Diperbarui: 21 September 2020   16:37 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku sebenarnya tidak pernah bermimpi datangnya masa pandemi dengan mengharuskan kedua anakku belajar dari rumah. Bahkan aku sendiri tidak pernah mengalami. Dulu, tatkala aku kecil yang namanya sekolah, ya tempatnya di sekolah.

Dibatasi oleh ruangan tembok, di dalamnya berjejer meja, kursi, papan tulis dan penghapus. Kadang temanku sebut saja Gani, usil sekali. Dia paling sukanya melemparkan penghapus ke teman yang lainnya. Lalu mulailah keributan dialami. Kelas yang awalnya tenang menjadi gaduh. 

Tapi kini, lain lagi ceritanya. Emak- emak harus beradaptasi dengan teknologi. Bayangkan, pembelajaran sekarang dengan daring menuntut emak bisa mengotak-atik hp. Yang biasanya sekadar teleponan, sekarang harus pintar merekam ketika anak membaca, terus membuat video ketika anak melakukan gerakan.

Belum lagi, emak mesti wara wiri. Mengantarkan tugas mingguan ke kordinator kelas. Nanti bergantian menyetorkan ke guru di sekolah. 

"Bu, ayo cepetan kumpulkan. Ini tugasnya mau saya setorkan."

"Walah, tuh Dede cepet nulisnya. Jangan banyak alasan. Nanti kamu ketinggalan. Tugasnya mau diserahkan?"

"Ayolah, cepetan. Jangan banyak dihapus. Jangan banyak bercerita mengerjakannya. Ah, kamu malah sambil mainan nulisnya."

Aduh, begitulah drama rutin harian yang emak rasakan. Sebenarnya kenapa anak lebih nurut ke gurunya daripada ke emaknya? Hanya sekedar ingin anak nurut seperti apa kata emaknya, mesti pakai ajian apa ya?

Huh, bikin gemes, ternyata mengajari anak itu tidak gampang. Diperlukan seni mengajar agar anak disiplin dan mau mengerjakan sesuai jadwal. Emak sudah merasakan, bagaimana perjuangan batin yang harus dilalui, ketika menyuruh anak belajar. 

Banyak saja alasan sehingga emak terpaksa melakukan kompensasi dengan iming-iming kembang gula atau membelikan mainan.

"Males ah, mak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun