Mohon tunggu...
Ade Ira Cahyanti
Ade Ira Cahyanti Mohon Tunggu... Perawat - A nurse

life is about how useful you are

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Siapa Suruh Jadi Sempurna!

17 Juli 2020   15:30 Diperbarui: 17 Juli 2020   15:23 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, kalau hidup kita flat atau lurus tanpa ada gelombang pqrs dan t bukankah itu tandanya kita sudah tak hidup?

Soal gelombang ini, kalau salah tolong perbaiki ya hehehe 

Pada suatu masa, kalau sempat bayangkan saja kita berada di pertengahan. Saat ini kita punya tugas untuk melihat keatas sebagai motivasi diri dan menghindar dari kesombongan dan segera lihat kebawah agar tak lupa bersyukur dan membantu yang kurang. 

Dengan begini bukan berarti tidak memperjuangkan kehidupan yang semestinya. Apa salahnya menjadi versi terbaik bagi diri sendiri tanpa harus mengekangnya. Melakukan yang "terbaik" sebatas kemampuan manusia. Dan sisanya, sudahlah serahkan saja kepada Yang Maha Kuasa. 

Perjalanan hidup sudah ditetapkan. Hanya bagaimana kita menjalani takdirnya dengan baik. Sang Maha Pemberi pasti lebih memahami ketimbang keraguan kita. 

Kamu punya banyak ingin, kamu mau ini mau itu. Coba diingat-ingat sudah berapa kali kamu diselamatkan dengan takdir Allah dari kerasnya kepalamu, dari pilihanmu sendiri.

Coba difikirkan lagi sudah berapa banyak jalan hidup yang memberimu keuntungan. Misalkan kesehatan, hembusan nafas, detak jantung, rezeki, kehadiran orang orang tersayang atau keutuhan keluarga. Mestinya patut disyukuri ya

Hari ini boleh lelah dengan keadaan, boleh merajuk dan ingin menangis saja sepanjang hari. Tapi besok harus fighting! 

Bukan bearti yang cakap seperti ini menandakan bahwa hidupnya baik baik saja loh ya, justru mungkin terlalu goyah. 

Sebenarnya tulisan ini dibuat untuk menasihati diri sendiri. Siapa tahu kalau besok fikiran kelewat batas, ada dokumentasi tertulis yang ditulis oleh diri sendiri. Ya, semoga suatu kelak si Aku akan membaca tulisan ini berulang ketika merasa tak bisa apa apa (lagi).

Kalau kamu ga mau ikutan baca ya aku lapang hati, tapi sayangnya kamu sudah berada di paragraf terakhir. Artinya kamu sudah terlanjur membaca hehehe 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun