Mohon tunggu...
Ade Ira Cahyanti
Ade Ira Cahyanti Mohon Tunggu... Perawat - A nurse

life is about how useful you are

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Putriku Sayang

19 Juni 2020   21:06 Diperbarui: 19 Juni 2020   21:58 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi ayah dan putrinya (sumber: freepik.com)

Pagi yang cerah 

Tak pernah terbayang akan jadi hidup payah 

Tak bisa marah hanya bisa berserah 

Sesabar raut wajah sang ayah 

Menopang tubuh putrinya ke kursi roda

Dengan penuh rasa percaya

Hanya  ikhtiar sebisanya 

Meski rasanya hanya tersisa nyawa

Bising ibu kota

Rumah sakit bagai rumah kedua 

Setelah si sakit kronis divonis lumpuh selamanya

Di usia yang amat belia 

Tak pernah putus asa

Ataupun berpangku di bahu jalan raya

Takdir adalah bagian dari ciptaan yang maha esa

Yang semoga akan menggugurkan dosa-dosa

Berharap agar Tuhan tak kecewa pada hambanya 

Pada saat putri kecilnya yang malang dipanggil berpulang 

Dan kembali ke ibu kota hanya tinggal sisa bayang-bayang 

Tak selamanya titipan berada di genggaman

Tenanglah disana, putri bungsuku sayang 

Ayah akan mengenang 

Kota kenangan, Juli 2014 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun