Tenaga kesehatan dalam pengerjaan resep obat terdiri dari Dokter penulis resep, Perawat, Apoteker, Asisten Apoteker, dan petugas Administrasi. Dalam praktek kefarmasian, interaksi seluruh tenaga kesehatan ini mutlak diperlukan.
Beberapa dokter karena kesibukannya seperti di jelaskan di atas, sulit dihubungi atau ditanyakan mengenai resep yang ditulisnya. Kadang-kadang beberapa dokter menyerahkan masalah ini kepada perawat. Namun sebagian besar perawat tidak mau atau lebih tepat tidak berani menghandle masalah resep yang ditulis dokter. Jam terbang membaca resep oleh petugas Asisten Apoteker dan Apoteker ikut juga menentukan kecepatan pelayanan. Faktor lain yang ikut berperan adalah petugas administrasi atau pendukung di apotik. Tugas petugas administrasi dalam pelayanan resep umumnya adalah melakukan transaksi pembayaran.
3. Persediaan Obat
Persediaan obat ikut menentukan kecepatan pelayanan resep. Dalam menyiasati obat yang kosong stok, petugas apotik yang berpengalaman akan mengganti dengan merek dagang lain yang isinya sama. Proses ini membutuhkan waktu yang lama karena bukan saja memastikan stok obat pengganti ada, tetapi juga memastikan harga obatnya tidak terlalu jauh dengan obat yang diresepkan. Pencarian informasi merek obat pengganti pun membutuhkan waktu lama.
 Beberapa apotik juga bekerjasama dengan apotik di sekitarnya untuk menyiasati obat yang kosong. Apotik A dapat membeli obat ke apotik B dengan harga khusus . Praktik kerjasama ini sah-sah saja selama tidak merugikan pasien dengan harga yang mahal dan selama obat yang dibeli bukan golongan tertentu.
Dalam proses penyiapan obat, perlu diperhatikan juga tanggal kadaluarsa obat. Aktivitas memeriksa kadaluarsa kadang memerlukan waktu yang cukup lama. Pada umumnya penulisan kadaluarsa pada obat dari pabrik menggunakan ukuran huruf yang kecil dan sulit terbaca, terutama pada obat-obat berbentuk blister dan tube salep. Format penulisan tanggal kadaluarsa kadang berbeda antar pabrik. Ada yang dengan format ‘dd-mm-yy’ atau format ‘mm-dd-yy’. Perbedaan ini cukup membingungkan petugas apotik
4. Sistem dan Prosedur
Beberapa apotik sudah menerapkan sistem informasi apotik yang canggih. Namun masih ada apotik yang menggunakan sistem manual dalam menentukan harga obat, melihat stok obat, dan proses administrasi lainnya. Dapat dipastikan, apotik yang sudah menerapkan sistem informasi dapat melayani resep obat lebih cepat.
Beberapa apotik juga membuka counter khusus pelayanan resep.Penerapan sistem demikian terutama dijalankan pada apotik yang sebagian besar aktivitasnya melayani obat atas permintaan dari resep, bukan obat bebas. Namun demikian, pembukaan counter khusus resep tidak menjamin kecepatan pelayanan resep oleh apotik
5. Pemasok dan Pabrikan Obat
Faktor terakhir adalah para pemasok dan pabrikan obat yang berperan men-supply persediaan di apotik. Kadangkala persediaan obat di apotik diperngaruhi oleh kondisi stok di pemasok atau pabrikan. Karena sebagian besar bahan baku obat diimpor, beberapa obat mengalami kekurangan stok karena proses produksi terganggu.