Mata air yang keluar dari celah-celah batu membentuk kolam alami. Nah, di kolam itulah banyak pengunjung yang datang menjadikan tempat permandian.
Di atas kolam terlihat hutan yang cukup lebat, kata teman hutan di atas itu biasa anak pramuka atau pecinta alam berkemah.
Namun sayangnya di sekitaran kolam tersebut saya perhatikan banyak sampah plastik.Â
Sepertinya pengunjung yang datang tak tertib soal sampah, padahal  sudah disiapkan tempat sampah, masih juga membuang sampah sembarangan.
Sayang, kan, kalau tempat permandian alam seindah ini dikotori oleh sampah plastik.
Sebelum meninggalkan tempat permandian alam itu untuk pulang ke kota Kupang,Â
Saya berdiri menatap hutan di atas kolam permandian, saya membatin " Semoga hutan ini tetap terjaga dan lestari agar tetap menghasilkan air yang jernih dan melimpah dan supaya saya tak mendengar lagi kata sumber air su dekat ketika menyebut NTT".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H