Mohon tunggu...
Ade T Bakri
Ade T Bakri Mohon Tunggu... Lainnya - Penyuka kopi

Adenyazdi.art.blog

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Bang Azis Telah Pergi Tetapi Ia Hidup dalam Karya dan Dalam Hati Orang-orang Yang Mencintainya

6 Februari 2021   11:17 Diperbarui: 6 Februari 2021   16:58 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Malam kian bertajuk duka
Pada lengang semesta
Berselimut awan hitam
Kata-kata keluh berterbangan

//2
Purnama pun berpuisi pilu
Wajahnya tampak kusut
Saat mengeja kata
Di balik tirai kelabu

Aku kembali membaca
Cinta, rindu dan rintik-rintik hujan
Puisi berpuisi lirih
Membekas kenang lara
Pada ranting, serta dedaunan

Sendu terlukis pada bola matanya
Yang tak lagi bercahaya
Dan berkaca-kaca
Meski gigil mendekap
Tubuh dicambuk gelap

//3
Catatlah ini
Segala aduan dalam pengaduan
Serta doa-doa
Hanya candu

Tapi, tanpa ku sadar
Engkau menjawab

ini aku
nama tanpa kata di bibirmu
di kedua manja matamu
juga telingamu

ini aku
menunggu di pagimu
menanti di malammu

cinta biru
rindu kelabu
cuma waktu

//4
maka renggutlah kasihku
yang sudah membisu
di altar sukma memilu

lalu,
peluklah jiwaku
dekaplah tubuhku
aku di sampingmu selalu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun