Mohon tunggu...
ade anita
ade anita Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, blogger

ibu rumah tangga yang suka menulis dan berkebun serta menonton drama silat china.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

HET Minyak Goreng Dicabut, Emak Kena Prank

19 Maret 2022   08:13 Diperbarui: 19 Maret 2022   08:21 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dari yang semula Rp 105 per dus, sekarang jadi Rp 252.500 per dusnya. Wow, Tapi emak nggak ada pilihan. foto koleksi pribadi

Terus terang saja, sejak bulan lalu, aku mulai merasakan kelangkaan minyak goreng.  Tepatnya di tanggal 29 Januari  ketika persediaan minyak goreng di rumahku benar-benar habis. 

Aduh.

Sudahlah aku sedang terkena gejala awal Covid, lalu minyak goreng di dapur habis. Aku minta anak-anakku untuk mencarinya di Alfamart atau Indomart, mereka bilang tidak bisa menemukannya. Lalu suami mencarinya di supermarket besar seperti Gelael dan Food Hall, serta Ranch Market, tapi minyak jenis vegetable oil (dari minyak sawit) tidak bisa ditemukan. Adanya jenis minyak import yang harganya mahal. Atau jenis minyak kategori minyak sehat yang harganya juga amat mahal.

Akhirnya, mulai putus asa tidak mendapatkan minyak goreng dimana-mana,  aku pun menulis status di facebook yang berisi tentang keluhanku akan kelangkaan minyak goreng.

Drama Mendapatkan Minyak Goreng Kemasan

Atas saran beberapa orang teman, akhirnya aku mencari minyak goreng di market place. Dan alhamdulillah aku menemukannya.  Mengingat aku masih sakit kala itu, dan aku tidak tahu apakah anggota keluargaku yang lain akan tertular atau tidak dari infeksi Omicron yang aku sedang alami, maka aku pun langsung membeli satu dus minyak goreng ukuran 2 liter. Waktu itu harganya masih Rp105.000 per dus, isi 6 kemasan minyak goreng ukuran 2 liter.

Sepertinya, keputusanku ini membuat lega. Aku dan keluargaku yang saat itu mulai batuk dan pilek, bisa fokus untuk penyembuhan sakit kami. Tidak lagi dipusingkan dengan minyak goreng. Lalu kami menunggu minyak goreng yang dibeli online datang ke rumah.

Tapi, ketiadaan minyak goreng di rumah tetap bikin resah. Meski kami menyiasatinya dengan memanggang atau merebus lauk. Lalu kangen dengan tempe goreng, tahu isi, perkedel jagung, perkedel kentang, ayam goreng, ikan gurame terbang yang digoreng, telor ceplok, dan sebagainya. Bahkan bikin ayam geprek pun sambalnya kudu disiram minyak goreng sisa goreng ayamnya.

Akhirnya, tanggal  3 Februari aku minta anakku pagi-pagi ke minimarket dekat rumah untuk membeli minyak goreng. Dan karena minimarketnya baru saja buka, waktu itu pukul 07.00, anakku langsung dapat 1 botol minyak goreng 2 literan. Karena gembira bisa dapat tanpa harus memperlihatkan KTP atau kartu identitas apapun (mungkin karena minimarketnya benar-benar dekat sekali dengan rumahku jadi orang-orang minimarket tahu siapa keluarga kami ya), aku pun meminta anakku kembali ke minimarket tersebut untuk membeli satu botol lagi. Kan jika satu rumah dijatahin 2 botol @2 liter, jatahku masih ada satu lagi aku pikir. Lalu, pukul 07.15 anakku kembali ke minimarket tersebut dan hasilnya, minyak goreng di rak sudah kosong lagi. 

"Padahal pas aku beli tadi, masih penuh dan baru selesai ditata ama mbaknya." kata anakku. Selang waktu yang terasa cepat sekali kan untuk habis laris manis.

Besoknya, aku dapat japrian dari penjual minyak goreng online. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun