Mohon tunggu...
ade anita
ade anita Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, blogger

ibu rumah tangga yang suka menulis dan berkebun serta menonton drama silat china.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Broadcast Ajakan Memancing Hujan dengan Baskom Berisi Air Garam

12 September 2015   16:05 Diperbarui: 12 September 2015   18:42 3954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya tadi pagi, aku mendapat penjelasan langsung dari BPPT yang membantah permasalahan ini. Aku copas ya isinya:

Jakarta - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memberi penjelasan soal ramainya pesan berantai berisi ajakan cara memancing hujan menggunakan baskom berisi air garam. BPPT menegaskan menciptakan hujan bukan sesederhana itu.

"Dengan 1 ember air tiap rumah dan ajakan ratusan ribu rumah, berharap ada jutaan meter kubik uap air. Dengan asumsi 1 ember sama dengan 10 liter air, maka total air yang hendak diuapan hanya ribuan meter kubik. Diperlukan ratusan juta ember untuk mendapatkan jutaan meter kubik. Itu pun jika semua air yang ditempatkan di ember menguap semua. Dan dipastikan tidak akan mungkin," kata Peneliti Meteorologi Tropis BPPT Tri Handoko Seto dalam keterangannya, Sabtu (12/9/2015).

Menurut Tri, hujan bukanlah mekanisme semikro itu. Perlu banyak persyaratan agar terbentuk awan hujan. Selain penguapan yang sangat banyak, juga perlu pola angin tertentu yang mengarahkan uap air sehingga terjadi kondensasi di suatu wilayah.

"Tentu saja ini terkait dengan kondisi cuaca skala luas. Keberadaan gunung bisa saja mengakibatkan terbentuknya awan, tetapi untuk menjadi hujan juga perlu lingkungan yang mendukung," lanjutnya.

Pada saat ini, air laut di sekitaran Jambi, Sumsel dan Riau tetap menguap airnya. Namun pola angin mengakibatkan uap air tertarik ke utara dan timur laut. Sehingga awan terbentuk di wilayah utara dan timur laut wilayah Indonesia.

Namun bukan tidak mungkin tiba-tiba terjadi perubahan pola angin pada skala yang lebih kecil sehingga terbentuk awan. Tim BPPT telah siaga untuk menyemai awan yang mungkim tumbuh agar bisa menjadi hujan.

Bagi Tri, yang terpenting saat ini kita harus bisa menjaga agar jangan ada lagi pembakaran lahan maupun hutan di saat kemarau. Jika melihat pelaku kebakaran, langsung laporkan ke pihak berwajib. Atau kita juga bisa saja bergabung ke dalam gerakan-gerakan pemadaman kebakaran hutan dan lahan.

Sebelumnya sejak malam tadi, ramai tersebar pesan berantai soal makin memburuknya kondisi udara di Jambi. Salah satu isi pesan ini menulis tentang cara untuk bisa menciptakan hujan.

"Sediakan baskom air yang dicampur garam dan diletakkan diluar, biarkan menguap, jam penguapan air yang baik adalah sekitar pukul 11.00 s.d jam 13.00, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat Kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara. Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik uap air di Udara. Lakukan ini satu rumah cukup 1 ember air garam, bsok Sabtu tgl 12 Sept, jam 10 pagi serempak.. Mari kita sama2 berusaha utk mnghadapi kabut asap yg kian parah ini..," tulis pesan tersebut.

(mok/try) (sumber dari : Ini Penjelasan BPPT Soal Broadcast 'Pancing' Hujan via Baskom Air Garam)

Ah. Syukurlah sudah ada penjelasan resmi dari BPPT ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun