Jelang kegiatan besar sesuai agenda dari IGTK pada bulan ini dengan spirit semangat Kepahlawanan akan melaksanakan kegiatan Gebyar PORSENI tingkat kecamatan.Â
Pelaksanaan kegiatan terjadwal akan dilaksanakan pada akhir bulan November 2022. Tentu saja terbayang bagaimana sibuknya Guru-Guru mempersiapkan tampilan bagi siswa-siswanya yang akan tampil perdana di muka umum.Â
Hari latihan sudah disepakati bersama agar tidak mengganggu jadwal KBM yang sudah ada. Durasi waktu pun tak lama setiap pagi di hari latihan semua ikutan latihan selama 30 menit.Â
Pada saat latihan ada saja siswa yang berhalangan hadir karena kondisi kesehatan masih tetap memegang rekor tertinggi presensi siswa. Bapil adalah kondisi yang menyebabkan siswa tidak masuk sekolah dan imbasnya formasi yang sudah disusun Guru untuk performa latihan tidak tetap.Â
Setiap kali latihan, momen itu diabadikan oleh Guru Pembina dalam sebuah video yang di unggah ke wali siswa melalui WAG sesuai jenis lomba. WA grup dadakan bak tahu bulat itu terbentuk sementara untuk memudahkan koordinasi antara Orang tua dan Guru Pembina.Â
Sebagai Guru Pembina kelompok Menyanyi, tentu ada saja cerita selama proses melatih siswa yang masih imut-imut dan belum bisa bernyanyi bak sebuah paduan suara yang sebenarnya.Â
Guru sudah memberikan contoh bagaimana menyanyikan lagu yang akan ditampilkan nanti dengan gerakan yang membuat siswa tidak statis saat tampil nanti di atas panggung. Guru dengan semangat membara bak Pejuang yang ingin mempertahankan kemerdekaan, bersungguh-sungguh melatih siswa. Namun, Â yang dilatih itu siswa yang masih sedang masa bermain.Â
Bisa dibayangkan bagaimana kejadian yang ada selama proses latihan?
"Bu Ade, ... ingus ku keluar.."
"Hai kamu... kok malah ngobrol?"
"Aku minum dahulu, ya..."
Begitulah iklan dari mereka pada saat berlatih. Ada saja yang membuat durasi latihan terjeda gegara tingkah mereka. Mau marah? Oooo... sabar...sabar..... sabar..
Belum lagi gerakan yang harusnya ke kanan.. ada saja yang akhirnya tabrakan dengan teman di sampingnya gegara salah arah. Pokoknya durasi latihan selama 30 menit adalah masa-masa yang seru dan menghebohkan. Begitulah dunia mereka berlatih sembari bercanda dan tentunya ada iklan yang lewat yang tidak berbayar.Â
selain melatih siswa sesuai jadwal, Guru juga harus menyiapkan kostum yang akan digunakan siswa untuk tampil. Nah, memilih kostum adalah hal yang tidak bisa dianggap remeh. Karena kostum yang menarik juga menjadi poin penilaian tim juri selain kekompakan. Kostum yang akan digunakan siswa kelompok menyanyi rencananya akan memakai baju adat nusantara.Â
Mulailah mencari kostum mana yang sesuai dengan kondisi siswa. Karena siswa yang terpilih dalam kelompok tidak sama tingginya. Itulah makanya Guru membentuk formasi saat latihan. Bukan tanpa alasan formasi ini dibentuk, agar pada saat mengabadikan mereka tampil nanti Orang tua bisa mengambil gambar anak tercintanya dari semua sisi tanpa terhalang.Â
Kostum yang akan digunakan sempat dipakai untuk latihan. Siswa nampak bersemangat meskipun kostum yang digunakan baru dipakai bagian atasannya saja. Bisa dibayangkan kerepotan Guru untuk mendadani mereka yang berjumlah 14 siswa. Durasi latihan terpotong untuk memakaikan kostum mereka.Â
Setelah latihan dengan memakai kostum yang ada, barulah diketahui bahwa ada pernak-pernik asesoris dan kelengkapan lainnya yang tidak lengkap. Kembali Guru menyortir apa saja yang hilang dan tidak lengkap dari tiap kostum yang akan digunakan siswa.Â
Ini juga menjadi dilema Guru apabila ingin menggunakan kostum tari atau baju adat pada acara seperti ini. Inventarisir barang-barang yang ada juga menjadi cerita.Â
Bukan ingin menyalahkan keadaan, terkadang setelah siswa tampil di  acara Guru Pembina harus mencatat kelengkapan asesoris dari kostum. Koordinasi dengan Orang tua atau pengantar siswa pada saat lomba perlu disosialisasikan. Guru juga terbantu jika Orang tua bertanggung jawab mengembalikan segala asesoris kostum dalam kondisi lengkap.Â
Cek dan ricek kembali sebelum mereka tampil, dan alhasil ada kelengkapan asesoris yang hilang. Pada akhirnya membuat Guru harus mencari asesoris tersebut. Pilihan jatuh untuk membeli kelengkapan asesoris yang menghilang keberadaannya akibat keteledoran. Jadilah sebuah petualangan baru dimulai.
Guru mencatat apa saja yang harus dibeli kembali untuk kelengkapan kostum. Selesai mencatat pilihan pertama menghubungi pihak salon tempat penyewaan kostum. Ternyata pihak salon tidak menyediakan asesoris secara terpisah. Kami disarankan untuk menyewa satu set kostum lengkap dengan asesoris yang tersedia di salon tersebut.
Pada akhirnya membawa Guru pada pilihan kedua. Di hari yang sudah ditentukan Guru mulai ngebolang mencari keberadaan asesoris tersebut. Mau tahu kemana harus mencarinya?Â
Ya..kemana lagi kalau bukan ke pusat penjualan asesoris. Pilihan destinasi jatuh ke Tanah Abang. Mengapa harus ke sana?
Dari dahulu Pasar Tanah Abang menjadi pilihan para pemburu aneka perlengkapan yang ingin dicari. Mau pakaian, makanan, tekstil, sepatu, tas dan lainnya. Pasar Tanah Abang adalah sebuah pasar grosir terbesar yang sudah terkenal lengkap sejak dahulu kala. Kalau mau ngubek-ngubek berkeliling pasar, harus dari pagi.Â
Jadilah petualangan Guru dimulai dengan pilihan menaiki KRL menuju lokasi pasar terbesar di Asia Tenggara. Setelah menitipkan motor di tempat penitipan, perjalanan berlanjut dengan KRL dan ternyata setelah sekian purnama tidak berkunjung ke sana banyak perubahan besar dari wajah pasar Tanah Abang.Â
Dahulu penampakan pasar yang padat penuh sesak dengan para penjual dan pembeli, belum lagi tata kelola pasar, dan aneka permasalahan lainnya yang membuat orang terkadang enggan ke sana meskipun terkenal segalanya ada di sana. hal ini tidak menyurutkan semangat jiwa Mak-Mak yang ingin memborong dengan peawaran harga miring dari harga pasar lainnya.Â
Syukur jika Mak bisa memanfaatkan peluang jiwa bisnisnya terasah dengan menjual kembali barang-barang yang dibeli di pasar Tanah abang kepada rekan sejawat dengan menaikkan harga untuk mengambil keuntungan sebagai upah perjalanan menuju lokasi.Â
Kondisi itu kini telah berubah dan betapa kagumnya saat menjajakkan kaki kembali hadir di sana setelah sekian purnama tidak berkunjung. Wow... wajah pasar yang lama kini sudah lebih tertata dan semakin lama semakin nyaman untuk memanjakan mata sekadar refreshing dari rutinitas harian.Â
Namanya juga pasar segala ada, jadi mumpung berada di tengah-tengah keramaian dan kerumunan yang membuat kalap tanpa sadar isi dompet terkuras membeli segala pernak-pernik bukan hanya sekadar asesoris kostum, sah-sah saja bestie!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H