Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Corona adalah Konspirasi?

12 Agustus 2021   08:49 Diperbarui: 12 Agustus 2021   08:56 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dengan kata lain, covid-19 adalah senjata berupa virus yang bisa menyebar secara massif kepada masyarakat secara global dengan tingkat kematian 20%-30% bagi orang-orang berusia 20-40 tahun tanpa komorbit dan 40%-70% bagi lansia di atas 50 tahun dengan komorbit seperti diabetes, jantung, dan penyakit paru-paru. 

Sebenarnya dari statistik, angka kematian covid-19 tak begitu tinggi dibandingkan dengan obesitas, sayang media umum terlalu membesar-besarkan korban kematian darinya, yang miris pemerintah juga ikut-ikutan mengambil kebijakan tak singkron dengan kebutuhan masyarakat bawah seperti PSBB dan PPKM."

"Dua kebijakan itu tak akan berpengaruh pada kesehatan masyarakat kelas bawah sebagai pekerja harian karena setiap hari mereka harus mencari sesuap nasi untuk mengganjal perut-perut lapar mereka, namun dua kebijakan tersebut akan berpengaruh pada pasokan dompet, dimana mereka kesulitan mencari nafkah akibat ketakutan masyarakat untuk bepergian ke luar rumah dengan berkurangnya mobilitas."

"Disanalah roda ekonomi akan hancur-lebur tanpa sisa. Tak mengapa jika kejadian itu berlangsung selama 1 minggu, tetapi jika sudah berjalan hampir dua tahun, maka kehancuran ekonomi akan semakin dekat, maka yang paling diuntungkan dengan adanya pandemi ini pertama si pemangku elit global, kedua para penjual obat sebagai terapi covid-19. 

Mereka akan menjadi segelintir orang kaya yang bisa menaklukkan masyarakat global dengan uang-uang dan kekayaan di tangan mereka."

Para auidiens terpesona dengan argumen si plontos. Ia tahu betul seluk-beluk gerakan bawah tanah mengenai adanya wabah covid-19 yang semakin menggila, serta merugikan kalangan masyarakat secara umum.

"Kalian juga harus tahu bahwa senjata covid-19 buatan segelintir orang tadi juga menghancurkan tatanan pendidikan. Lihat saja di Indonesia, banyak anak dari TK sampai Perguruan Tinggi yang hanya bisa menikmati pembelajaran melalui aplikasi WA. 

Instruksinya hanya tugas-tugas membosankan, sedang proses mengajar tak pernah terlaksana secara maksimal meski sudah melalui zoom, google meeting, dan lain-lain. Salah satu yang menjadi kendala ialah tak meratanya sinyal di berbagai tempat, terutama di desa-desa terpecil dan pelosok."

Si plontos mematikan rokoknya di asbak, lalu beralih pada secangkir kopi yang sedari tadi telah dingin. Ia minum beberapa tegukan untuk mengembalikan daya pikirnya mengenai konspirasi.

"Di desa-desa kecil masih banyak yang buta teknologi, jangankan mempermasalahkan sinya, membedakan pesan masuk melalui sms dan WA saja masih bingung, apalagi dipaksa mengakses berbagai aplikasi tatap muka online yang sangat bergantung pada kekuatan sinyal. 

Akibatnya proses belajar-mengajar tak efektif, semua yang dilakukan hanyalah formalitas belaka demi memenuhi target dari kepala Satuan Pendidikan masing-masing kabupaten guna menciptakan embel-embel pembelajaran kreatif dan inovatif, padahal dua hal itu sejatinya tak pernah terlaksana dengan baik secara praktik."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun