Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Para Penjilat Tuhan

15 Juni 2021   11:25 Diperbarui: 15 Juni 2021   11:46 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua orang tahu bahwa Tuhan Maha Pengampun...

Manusia-manusia jahil pun mengerti bahwa Tuhan Maha Penyayang...

Tetapi dengan segala Kemaha-an Tuhan, apakah mereka akan mendekati-Nya?

Tentu tidak!

Kebanyakan manusia akan menjauhi-Nya tatkala dilimpahkan kenikmatan

Lalu mendekatinya saat diberi kesulitan...

Mereka menangis, meratap, dan memohon agar kesulitannya segera dihilangkan

Tak hanya itu, untaian doa yang diucapkan juga bernada memaksa

Seolah Tuhan tak mampu mengabulkan doanya

Sejatinya, mereka tak sedang mendekat

Tetapi sedang menjilat

Sebuah doa bagi mereka ibarat bisnis dalam transaksi

Hanya untung dan rugi yang mereka dapat

Padahal...

Sebuah doa yang terucap dari mulut sang hamba

Merupakan isyarat cinta kepada-Nya

Tak peduli apakah doanya mustajab ataukah tidak

Doa adalah simbol bagi seorang hamba agar selalu mengingat-Nya

Tak peduli waktu malam atau siang

Tak pandang ramai atau sepi

Tak hirau lapang maupun sempit

Segala tindak-tanduk akan selalu tertuju kepada-Nya

Alangkah rugi orang-orang yang mendekati-Nya hanya dalam keadaan haru

Mereka tak akan melihat Rahmat Tuhan secara utuh

Melainkan menatap cinta kasih-Nya dari sisi materi dan duniawi

Bukan pada di luar keduanya

Itulah nasib para penijilat Tuhan

Berpura-pura mendekati, namun sejatinya mengemis harta

Entah seperti apa nasib mereka di akherat

Semoga Tuhan tak merasa dipermainkan oleh mereka...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun