Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Terakhir Dokter Reza

5 November 2020   09:05 Diperbarui: 5 November 2020   09:19 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kalian tolak jenazah saya, betapa sedihnya hati. Diasingkan masyarakat karena sakit, ditolak bumi dan dianggap menyebar virus lewat udara. Tak perlu khawatir, virus ini akan pergi sama halnya ketika saya pergi meninggalkan dunia. Biarkan saya mati dengan damai...

Satu halaman kertas telah penuh, ia lipat menjadi tiga bagian lalu ia masukkan ke dalam amplop putih pemberian suster Mei. Setelah selesai menulis, Reza begitu puas dan lega. Semua beban telah ia sampaikan lewat secarik kertas.

"Pesan ini siap disampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia, dan kini aku siap mati."

Ia tersenyum seraya menatap atap kamar. Warna yang kelak akan mendampinginya jika ia ditakdirkan untuk mati.

SELESAI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun