Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Penjara untuk Tikus Kantor

1 Juni 2020   05:38 Diperbarui: 1 Juni 2020   05:30 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jika ada kebutuhan lain bisa segera pesan ke saya ya pak? Jangan sungkan-sungkan."

Aku mengangguk paham.

Dua Bulan Kemudian

Semua yang kupesan telah tersedia. Setiap hari aku bisa berleha-leha santai, walau di balik jeruji besi. Baru saja orang yang sering menawariku pesanan, memberikan kabar burung bahwa ada kemungkinan napi-napi sepertiku akan segera bebas sebagai bentuk pencegahan menyebarnya covid 19 di penjara ini. Mendengar hal itu, aku sangat bahagia. Kutunggu kebenaran kabar itu.

Orang-orang sepertiku memang berhak di bebaskan. Karena yang berhak di penjara 20 tahun hanyalah maling-maling ayam. Yang boleh dipenjara 15 tahun hanyalah copet-copet ingusan. Yang layak di penjara 10 tahun hanyalah tukang tipu arisan. Mereka semua layak di hukum setimpal meski melakukan tindak pidana ringan.

"Biarkan orang-orang proletar itu yang menjadi penghuni penjara! Biarkan hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas! Orang-orang kaya sepertiku mah bebas, semua bisa di beli dengan uang."

Aku menghela nafas panjang, lalu segera menikmati hidangan makan malam berupa sate kambing yang baru kubeli tadi sore di luar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun