Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Penjara untuk Tikus Kantor

1 Juni 2020   05:38 Diperbarui: 1 Juni 2020   05:30 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                Mengapa harus seperti itu? Ya, karena orang-orang di sini juga sepertiku. Berlomba-lomba mempercantik penjara agar nyaman. Semisal suatu saat ada sidak dari pusat, tinggal cari alasan walau tak masuk akal.

                "Saya obesitas pak, jadi butuh alat-alat olah raga di penjara."

                "Saya pingin jadi yotuber pak, jadi butuh kamera, laptop dan wifi di penjara."

                "Saya penggemar Real Madrid pak, jadi butuh televisi buat nonton La Liga."

                Mudah-mudahan dengan alasan seperti itu, orang-orang pusat memaklumi dan tidak akan menyita alat-alat pribadiku. Begitu banyak yang diajarkan seniorku, hingga aku hafal seluk-beluk penjara ini.

                "Suatu saat jika kamu harus masuk penjara tipikor enggak perlu khawatir, tempatnya nyaman. Semua bisa diatur, all is under control. Tapi sebisa mungkin kalo korupsi ya jangan sampai ketahuan, masak udah lama jadi politikus, gelapin uang ketahuan, apalagi cuma seuprit. Malu-maluin aja. "

                Seniorku terkekeh kecil. Aku sontak tertawa, menyetujui apa yang dia ucapkan. Terbukti, beberapa kali korupsi, baru kali ini aku gagal, gara-gara sedikit lengah. Andai waktu itu aku menjalankan semua rencana dengan sempurna, mungkin saat ini aku sedang menikmati uang bersama keluarga. Tak apa, suatu saat jika berkesempatan lagi, aku akan hati-hati agar tak masuk ke dalam lubang yang sama untuk kedua kalinya.

                Saat sedang asyik termenung, di atas kasur, seseorang mengetuk pintu.

                "Bapak mau pesan sesuatu? Nanti saya bantu."

                Orang itu lalu memperkenalkan diri selama lima menit. Kesimpulannya orang itu adalah orang yang diceritakan seniorku. Tanpa pikir lama, aku segera memesan barang-barang pribadi yang kubutuhkan, diantaranya laptop, TV LED, dan aku juga minta dibuatkan ruangan khusus untuk karokean. Orang itu menyanggupi, asalkan aku bersedia memberi DP.

                Tak perlu menunggu lama, aku mengeluarkan uang sepuluh juta rupiah sebagai tanda jadi. Sisanya, aku beri setelah semua tersedia. Orang itu lalu pamit pergi dan berpesan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun