Kerbau menjadi sadar bahwa kutu-kutu itu bermanfaat bagi burung jalak. Ternyata, sesuatu yang tak bermanfaat bagi diri sendiri bisa berguna bagi makhluk lain. Mungkin pula sebaliknya, sesuatu yang kelihatannya bermanfaat bagi diri sendiri belum tentu bermanfaat bagi makhluk lain.
Burung jalak juga sadar bahwa membantu teman ternyata penting. Tidak ada satu makhluk di dunia ini yang bisa hidup sendiri dan tak membutuhkan bantuan teman. Ada kalanya kita kesusahan dan membutuhkan bantuannya. Begitu pula sebaliknya, mungkin suatu saat ketika teman kita kesusahan tentunya dia akan  membutuhkan bantuan kita. Intinya , hidup itu harus saling saling tolong-menolong dan menyayangi teman.
Saat burung jalak termenung, tiba-tiba kerbau memberikan penawaran.
"Jalak, seandainya tiap pagi kamu datang menemuiku untuk membersihkan kutu-kutu di tubuhku bagaimana? Dengan begitu tubuhku tak gatal, kamu pun bisa kenyang tanpa harus bersusah payah mencari makan ke tempat lain. Kita akan sama-sama diuntungkan."
"Usul bagus. Dengan senang hati, tiap pagi aku akan kemari. Memakan kutu-kutu di tubuhmu." Ujar burung jalak kegirangan.
Semenjak itu, tiap pagi burung jalak menuju ke padang rumput. Kerbau tak lagi berteriak-teriak minta tolong seperti dulu. Hidupnya tentram karena ada yang membersihkan tubuhnya.
Begitu pula dengan burung jalak, ia tak perlu kelaparan karena kesulitan mencari makan. Persahabatan kerbau dan burung jalak semakin rekat karena mereka tahu bahwa mereka adalah makhluk hidup yang tak mungkin hidup sendiri. Mereka juga hidup rukun layaknya saudara sendiri.
****
Â
Â
Â