Mohon tunggu...
Ade Lanuari Abdan Syakura
Ade Lanuari Abdan Syakura Mohon Tunggu... Guru - Bersatu padu

Hanya manusia biasa yang diberikan kehendak oleh Tuhan untuk menggoreskan pena pada secarik kertas kusam.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Momo si Kucing Rakus

3 September 2018   19:36 Diperbarui: 3 September 2018   19:56 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iya yah, sebaiknya kita pasang racun tikus aja. Ibu Dinda mencoba menyetujui usul sang ayah.

Ayah Dinda mengambil racun tikus dan memasang racun itu disekitar rumahnya. Ada yang ditaruh di kolong meja makan, dekat kamar mandi, dan tempat-tempat lain. Saat itu Unyil tidur, sehingga tidak tahu kalau ayah Dinda memasang racun tikus, namun sesekali Unyil bangun kemudian memejamkan mata kembali.

****

Keesokan hari Pussy dan Unyil bermain sama-sama. Seperti kemarin, Mba Ani keluar memberikan makan kepada mereka, lagi-lagi Momo datang merebut makanan itu. Pussy dan Unyil cemberut. Seolah ingin membentak Momo, sayangnya mereka tidak berani karena takut akan keberingasan dan keganasannya.

"Makanan ini sungguh enak. Aku mau ke rumah majikanmu ya Nyil? Siapa tahu ada makanan lezat disana. Haha."

Momo lari dengan cepat menuju dapur dan mencari makanan disana, sayangnya belum ada. Mba Ani sedang mencuci baju di kamar mandi sehingga tidak tahu keberadaannya. Saat sedang mencari makan, dia mencium bau seperti makanan di kolong meja makan.

"Wah, ada permen jatuh. Kayaknya enak nih... Makan ah."

Seperti kelaparan, Momo memakan permen itu. Tidak sampai tiga menit dia telah menghabiskan makanan itu dan keluar kemudian bercerita pada Pussy dan Unyil, bahwa permen di kolong meja sangat enak rasanya. Momo tidak tahu bahwa permen yang dimakan adalah racun tikus.

Tak lama setelah bercerita, tiba-tiba kepala Momo terasa pusing sekali. Perutnya terasa mual, dan tiba-tiba mulutnya mengeluarkan cairan putih. Dia menjerit-jerit kesakitan,  namun Pussy dan Unyil hanya diam karena bingung. Momo meronta-ronta kesakitan, namun beberapa detik kemudian tubuhnya kaku dan tidak bernafas lagi. Pussy dan Unyil mendekat berusaha menolong, tetapi sia-sia. Momo sudah mati karena kerakusannya sendiri.

TAMAT

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun