Pancasila dan syariat Islam sangat sejalan dan tidak bertentangan, dalam nilai nilai yang tertuang dalam sila sila Pancasila merupakan ajaran yang terkandung dalam ayat ayat Al Quran. Setiap bunyi sila dalam Pancasila mempunyai dasar tumpuan dalam Al-Qur'an dan ajaran ajaran Islam.
Nilai nilai ajaran syariat islam yang terkandung dalam Al Quran yang sejalan dalam Pancasila dan syariat islam antara lain :
1. Pada Sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan yang Maha Esa".
Bunyi sila pertama merupakan wujud dari penguatan dan pengakuan bahwa adanya Allah Swt, sebagai sang pencipta sumber dari segala kehidupan, yang Dimana tercantum dalam surat Al-Ikhlas ayat 1-4 yang berbunyi :
Â
Arab-Latin: qul huwallhu aad
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa."
Â
Arab-Latin: allhu-amad
Artinya: "Allah tempat meminta segala sesuatu."
Â
Arab-Latin: lam yalid wa lam ylad
Artinya: "(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan."
Â
Arab-Latin: wa lam yakul lah kufuwan aad
Artinya: "Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
2. Pada sila kedua yang berbunyi "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab".
Siila kedua ini terkandung dalam surat Al-Mumtahanah ayat ke delapan yang berbunyi :
l yan-hkumullhu 'anilladzna lam yuqtilkum fid-dni wa lam yukhrijkum min diyrikum an tabarrhum wa tuqsith ilaihim, innallha yuibbul-muqsithn
Artinya :Â
Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.
3. Pada sila ketiga yang berbunyi "Persatuan Indonesia".
Pada sila ini berhubungan dengan firman Allah Swt yang terkandung dalam Al-Qur'an pada surat Ali 'Imran ayat 103 yang berbunyi:
Â
wa'tashim biablillhi jam'aw wa l tafarraq wadzkur ni'matallhi 'alaikum idz kuntum a'd'an fa allafa baina qulbikum fa ashbatum bini'matih ikhwn, wa kuntum 'al syaf ufratim minan-nri fa angqadzakum min-h, kadzlika yubayyinullhu lakum ytih la'allakum tahtadn
Artinya :
Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.
Pada ayat ini Allah memerintah kaum mukmin salinh menjaga persatuan dan kesatuan. Dan berpegangteguhlah serta berusahalah sekuat tenaga agar kamu semuanya bantu-membantu untuk menyatu pada tali (agama) Allah agar kamu tidak tergelincir dari agama tersebut. Dan janganlah kamu bercerai berai, saling bermusuhan dan mendengki, karena semua itu akan menjadikan kamu lemah dan mudah dihancurkan.
4. Pada sila keempat yang berbunyi "Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan".
Pada sila keempat terkandung dalam ayat suci Al-Qur'an pada surat As syura ayat 38, yang berbunyi:
walladznastajb lirabbihim wa aqmush-shalta wa amruhum syr bainahum wa mimm razaqnhum yunfiqn
Artinya :
(juga lebih baik dan lebih kekal bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan melaksanakan salat, sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka. Mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.
5. Pada sila kelima yang berbunyi "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia".
Pada sila ke lima ini menjelaskan bahwa dalam syariat Islam, keadilan harus senantiasa ditegakkan, lalu menghargai pendapat atau usulan dari orang lain dan menjaga keseimbangan antar umat, sehingga mewujudkannya keadilan social antar umat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H