Mohon tunggu...
Adam Aksara
Adam Aksara Mohon Tunggu... Arsitek - Penulis, kontraktor, praktisi Natural Way of Living ( NWL)

Berbagi itu indah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Segala yang Terbaik Sudah Diberikan Tuhan, Apakah Engkau Sudah Biarkan Terjadi?

16 Januari 2022   11:42 Diperbarui: 16 Januari 2022   17:36 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ayahmu yang baik hati memintaku untuk menjagamu dan aku tidak keberatan." Senyum gadis itu manis dan polos.

Pria muda itu menggelengkan kepalanya, menghela nafasnya dalam-dalam. Tidak seperti dirinya yang sudah kotor dan hina, gadis ini benar-benar seperti malaikat, masih polos, baik hati dan bersedia melayani sesamanya dengan penuh kasih, sangat jauh dari pasangannya yang selalu mementingkan diri sendiri. Dia tidak akan pernah mendapatkan wanita sebaik ini meski apapun yang dilakukannya.

Pada hari keseluruhan dirinya sembuh, dimurnikan dan siap untuk kehidupan barunya, ayahnya menyuruh seorang supir untuk mengantarkan pria muda itu keluar dari rumah sakit untuk kembali kerumahnya.

Pria itu yakin ayahnya sudah menyelesaikan banyak masalah untuknya, dia tidak lagi peduli apa yang terjadi pada pasangannya dan selingkuhannya. Semua itu bagian dari masa lalu, yang terpenting adalah masa depannya. Dia tidak bisa mengorbankan masa depannya karena hantu dan rantai masa lalu. Termasuk rantai kemarahan atau kebencian maupun sakit hati, semuanya tidak lagi berarti, hanya ada kasih sayang di hatinya.

Saat mobilnya berhenti di rumahnya, dia melihat rumah kecil dari kayu, yang lebih mirip sebuah gubuk yang belum selesai, rumah itu kosong, dia akan memulai hidup baru tanpa masa lalu. Membangun rumah impiannya dengan mental dan sikap yang lebih baik. "Semuanya akan menjadi lebih baik." Bisik pria itu.

Tetapi mobil tersebut masih melaju memasuki rumah besar di depan rumah kayunya. Membuat pria muda itu kebingungan.

Keluar dari mobil di dalam halaman rumah mewah tersebut. Dia mendapati ayahnya sedang duduk di meja taman menatap ke arah rumah lamanya di seberang jalan. "Duduklah," kata ayahnya dengan lembut.

Pria itupun duduk di samping ayahnya.

"Aku ingin kamu tahu," kata pria dewasa itu. "Aku tahu kamu marah dan benci padaku saat aku melarangmu bersama wanita itu dan lari dari rumah menghindari kami orang tuamu."

Pria muda tertunduk perlahan karena begitulah perasaannya waktu itu.

"Tetapi aku, ayahmu. Yang membawamu ke dunia ini, membesarkanmu, melindungimu sejak engkau kecil, begitu banyak kasih sayangku kepadamu, dan kamu, meski apapun yang kamu lakukan, membenciku, marah padaku,  tidak akan mungkin bagimu untuk memutuskan rasa kasih sayang ini kepadamu. Aku akan menyayangimu selama-lamanya. Meski kamu suka atau tidak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun