Mohon tunggu...
Adam Aksara
Adam Aksara Mohon Tunggu... Arsitek - Penulis, kontraktor, praktisi Natural Way of Living ( NWL)

Berbagi itu indah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengasihi dan Menyayangi Tuhan Selamanya

15 Januari 2022   21:20 Diperbarui: 15 Januari 2022   21:26 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat anak ketiganya pergi tidur, sang ibu menghampiri sang ayah dan berkata, "Kelihatannya kamu lebih menyayangi anak ketiga?"

Sang Ayah menggelengkan kepalanya, "Kasih sayangku kepada mereka bertiga sama besarnya, sama adilnya dan sama sempurnanya. Tetapi prilaku mereka bertiga padaku menentukan apa yang akan kulakukan pada mereka. Anak pertama membuatku kuatir, sehingga aku terus memberinya banyak peraturan agar kesehatannya tidak rusak, anak kedua terlalu kaku, dia bahkan tidak melihatku sebagai seorang ayah, dia bisa menjadi karyawan perusahanku yang baik, pintar menjilat dan berdedikasi, tetapi demi Tuhan saya punya ratusan ribu karyawan seperti itu, dan dia anakku. Hanya anak ketiga yang menganggapku sebagai seorang ayah, dan dari dirinya aku merasa memiliki seorang anak yang menyayangiku, sehingga akupun bisa menyayanginya."

"Kamu tahu," Kata sang ayah kepada sang ibu. "Anak ketiga memberikanku permen dengan separuh uang jajannya. Dan itu membuatku bahagia, aku ingin mengabulkan satu permintaannya, apakah kamu tahu dia menginginkan sesuatu? Bukankah dia juga sering membagikan jajanannya pada anak pertama dan kedua? Dia anak yang baik."

"Kamu bisa bertanya kepadanya," lanjut sang ibu, "Tetapi kamu juga harus mengabulkan permintaan anak lainnya. Karena kamu harus adil sebagai seorang ayah."

***

Keesokan paginya di meja makan sang ayah berkata, "Karena ada satu diantara kalian yang membuatku bahagia, aku akan mengabulkan satu permintaan kalian."

Anak pertama yang sibuk main game mendadak menatap ayahnya dengan terfokus, "Ayah, saya mau game-game baru dan banyak makanan ringan, sekalian ponsel generasi terbaru, mainanku juga."

Sang ayah memberikannya sebuah ponsel baru yang lebih menyehatkan mata.

Anak kedua menatap ayahnya dan setelah puji pujian panjang dan lebar, "Ayah, saya mau hidup nyaman di masa tuaku, di masa depanku. Aku takut nantinya ayah tidak mewariskan harta sedikitpun padaku, tidak memberikanku uang karena kesalahanku. Aku sudah menyimpan uang dengan baik, kiranya ayahanda memenuhi permintaanku."

Sang ayah memberikan 100 program asuransi dan tabungan jangka panjang untuk anak keduanya.

"Dan kamu apa yang kamu inginkan?" tanya sang ayah pada anak ketiganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun