Mohon tunggu...
Adam Aksara
Adam Aksara Mohon Tunggu... Arsitek - Penulis, kontraktor, praktisi Natural Way of Living ( NWL)

Berbagi itu indah

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengasihi dan Menyayangi Tuhan Selamanya

15 Januari 2022   21:20 Diperbarui: 15 Januari 2022   21:26 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak pertamanya yang sibuk bermain game berlalu sambil berkata, "Pa, selama malam." Tetapi pandangan matanya terus tertuju pada layar ponselnya.

Ayahnya berkata, "Jangan terlalu dekat, matanya nanti rusak."

"Papa ini pun banyak kali peraturannya!"

Anak yang kedua berjalan kehadapan ayahnya dengan sikap tubuh yang sangat sempurna, lalu bersujud dengan pose indah, dan berkata, "Ayahanda yang mulia bagaikan mentari di siang hari yang memberikan banyak rejeki dan nafkah pada semua manusia. Anakmu yang penuh kesalahan ini bersyukur atas makanan pagi hari ini yang isinya..., makanan siang hari yang isinya... dan malam hari yang isinya...berikutnya juga jajan saya yang saya tabung dengan baik baik, pelajaran saya hari ini.... " Akhirnya setelah panjang dan lebar. "Anakmu yang kedua ini memohon ijin untuk tidur malam."

Sang ayah yang melihat anak keduanya segera berkata, "ijin diberikan, kamu bisa tidur dengan nyaman."

"Terima kasih Ayahanda yang kebaikannya memancar ke seluruh penjuru." Anak itu pun pergi dengan langkah mundur yang sempurna.

Sang ayah menatap anaknya dan menggelengkan kepalanya, "Dia menghafal kata-kata itu dengan sangat baik, tetapi saat mengatakannya, wajahnya kaku dan dingin. Wajahnya bahkan lebih kaku dari bodyguardku dan bahasanya lebih puitis daripada para karyawan dikantorku."

Lalu datanglah anak ketiganya, dia berdiri selangkah dari hadapan ayahnya dan menatap ayahnya, "Papa, saya menyayangimu."

"Papa juga menyayangimu." Jawab ayahnya tersenyum manis.

Anak ketiga itu juga tersenyum manis dan akhirnya memberanikan diri memeluk ayahnya. "Selamat malam ayah yang kusayangi."

"Selamat malam juga anak yang kusayangi," balas ayahnya sambil memeluk anak ketiganya erat-erat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun