Literasi Keuangan
Meskipun QRIS menawarkan berbagai keuntungan, masih ada tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai masyarakat cashless yang inklusif. Salah satunya adalah rendahnya tingkat literasi keuangan di kalangan masyarakat. Pemahaman yang kurang tentang keamanan dan manajemen keuangan digital dapat menghambat adopsi teknologi pembayaran cashless.Â
Oleh karena itu, upaya edukasi dan pelatihan perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya mengelola keuangan secara bijaksana dalam era digital.
Kesetaraan Akses
Kendala lainnya adalah kesenjangan akses terhadap teknologi. Meskipun penetrasi internet dan kepemilikan smartphone terus meningkat di Indonesia, masih ada daerah-daerah di mana akses terhadap infrastruktur teknologi masih terbatas. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi masyarakat di wilayah tersebut untuk mengadopsi pembayaran cashless.Â
Oleh karena itu, diperlukan investasi lebih lanjut dalam pengembangan infrastruktur teknologi dan penyediaan akses internet yang merata di seluruh negeri.
Kepercayaan Masyarakat
Selain itu, kepercayaan masyarakat juga merupakan faktor kunci dalam mempercepat adopsi pembayaran cashless. Beberapa masyarakat, terutama di daerah pedesaan, mungkin masih belum sepenuhnya percaya dan nyaman dengan transaksi digital.Â
Mereka lebih terbiasa dengan penggunaan uang tunai dan mungkin merasa cemas terhadap risiko keamanan yang terkait dengan pembayaran digital. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk membangun kepercayaan masyarakat melalui edukasi tentang keamanan transaksi digital dan pengalaman pengguna yang positif.
Membangun Masyarakat Cashless yang Inklusif
Meskipun masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, QRIS telah membawa Indonesia lebih dekat dengan visi masyarakat cashless yang inklusif. Untuk mencapai tujuan ini secara menyeluruh, diperlukan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat secara keseluruhan.