Mohon tunggu...
Adam Aflahridho
Adam Aflahridho Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga NIM 23107030124

haloo gess

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Qris dan Geng Cashless: Indonesia Menuju Masyarakat Tanpa Uang Tunai?

7 Juni 2024   22:34 Diperbarui: 8 Juni 2024   02:48 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pinterest.com/financial investor

Indonesia telah melangkah maju dalam mewujudkan masyarakat cashless melalui pengenalan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Sistem pembayaran digital ini telah menjadi tonggak penting dalam memfasilitasi transaksi tanpa uang tunai di seluruh negeri. 

Dengan QRIS, proses pembayaran menjadi lebih mudah, cepat, dan efisien. Namun, meskipun telah membuat kemajuan yang signifikan, tantangan-tantangan tetap ada dalam mewujudkan visi masyarakat tanpa uang tunai secara menyeluruh.

Dampak Positif QRIS bagi Masyarakat Cashless

Kemudahan dan Kecepatan Transaksi

Salah satu dampak positif utama dari QRIS adalah kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi. Dengan hanya memindai kode QR, pembayaran dapat dilakukan tanpa perlu repot membawa uang tunai atau menunggu kembalian. Hal ini tidak hanya meningkatkan efisiensi proses pembayaran, tetapi juga mengurangi waktu yang dibutuhkan dalam sebuah transaksi.

Transaksi Lebih Transparan

Selain itu, penggunaan QRIS juga membuat transaksi menjadi lebih transparan. Dengan tercatatnya pembayaran secara digital, pencatatan keuangan menjadi lebih mudah dilakukan. Ini tidak hanya menguntungkan bagi para konsumen yang dapat dengan mudah melacak riwayat transaksi mereka, tetapi juga bagi para pelaku usaha dalam mengelola keuangan mereka secara lebih efektif. 

Selain itu, dengan rekaman digital yang ada, risiko tindak kejahatan terkait dengan uang tunai, seperti pencurian atau pemalsuan, dapat dikurangi secara signifikan.

Sumber gambar: pinterest.com/sydney criminal lawyers
Sumber gambar: pinterest.com/sydney criminal lawyers

Tantangan dalam Perjalanan Menuju Masyarakat Cashless

Literasi Keuangan

Meskipun QRIS menawarkan berbagai keuntungan, masih ada tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai masyarakat cashless yang inklusif. Salah satunya adalah rendahnya tingkat literasi keuangan di kalangan masyarakat. Pemahaman yang kurang tentang keamanan dan manajemen keuangan digital dapat menghambat adopsi teknologi pembayaran cashless. 

Oleh karena itu, upaya edukasi dan pelatihan perlu dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya mengelola keuangan secara bijaksana dalam era digital.

Kesetaraan Akses

Kendala lainnya adalah kesenjangan akses terhadap teknologi. Meskipun penetrasi internet dan kepemilikan smartphone terus meningkat di Indonesia, masih ada daerah-daerah di mana akses terhadap infrastruktur teknologi masih terbatas. Hal ini dapat menjadi hambatan bagi masyarakat di wilayah tersebut untuk mengadopsi pembayaran cashless. 

Oleh karena itu, diperlukan investasi lebih lanjut dalam pengembangan infrastruktur teknologi dan penyediaan akses internet yang merata di seluruh negeri.

Kepercayaan Masyarakat

Selain itu, kepercayaan masyarakat juga merupakan faktor kunci dalam mempercepat adopsi pembayaran cashless. Beberapa masyarakat, terutama di daerah pedesaan, mungkin masih belum sepenuhnya percaya dan nyaman dengan transaksi digital. 

Mereka lebih terbiasa dengan penggunaan uang tunai dan mungkin merasa cemas terhadap risiko keamanan yang terkait dengan pembayaran digital. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk membangun kepercayaan masyarakat melalui edukasi tentang keamanan transaksi digital dan pengalaman pengguna yang positif.

Membangun Masyarakat Cashless yang Inklusif

Meskipun masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, QRIS telah membawa Indonesia lebih dekat dengan visi masyarakat cashless yang inklusif. Untuk mencapai tujuan ini secara menyeluruh, diperlukan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat secara keseluruhan.

Pertama-tama, pemerintah perlu memainkan peran aktif dalam memfasilitasi pembangunan infrastruktur teknologi yang merata di seluruh negeri. Ini termasuk penyediaan akses internet yang terjangkau dan pengembangan program literasi keuangan yang mencakup penggunaan teknologi pembayaran digital.

Kedua, sektor swasta juga memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan solusi teknologi yang mudah digunakan dan aman bagi konsumen. Mereka juga dapat berperan dalam menyediakan pelatihan dan dukungan bagi masyarakat yang masih memerlukan bantuan dalam mengadopsi pembayaran cashless.

Terakhir, masyarakat juga memiliki peran penting dalam mempercepat adopsi pembayaran cashless dengan menjadi lebih terbuka terhadap teknologi baru dan memperkuat kepercayaan mereka terhadap sistem pembayaran digital. 

Dalam jangka panjang, pembangunan masyarakat cashless yang inklusif tidak hanya akan meningkatkan efisiensi dalam sistem pembayaran, tetapi juga akan memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi Indonesia. Dengan adopsi teknologi pembayaran digital yang lebih luas, potensi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif dapat direalisasikan.

Kesimpulan QRIS telah membawa Indonesia lebih dekat dengan masyarakat cashless, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Dengan upaya bersama dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat, visi masyarakat tanpa uang tunai yang inklusif dapat terwujud. Ini akan membawa manfaat besar bagi ekonomi, efisiensi, dan keamanan keuangan Indonesia secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun