PEMAHAMAN TENTANG KONSEP PADA MODUL 1.4
Sebagai seorang Guru SMPK Santa Maria Tulungagung, peran saya sangat penting dalam menciptakan budaya positif di lingkungan sekolah. Saya menerapkan konsep-konsep seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, dan segitiga restitusi untuk membangun fondasi yang kokoh bagi budaya sekolah yang positif.
Berikut akan saya uraikan pemahaman saya tentang konsep-konsep inti yang telah saya pelajari di modul 1.4 tentang: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi.
- Disiplin Positif: Saya menggunakan pendekatan ini untuk membangun keterampilan sosial, emosional, dan kognitif siswa, bukan hanya fokus pada penegakan aturan. Ini membantu siswa memahami konsekuensi dari tindakan mereka dan mengembangkan tanggung jawab diri.
- Motivasi Perilaku Manusia (Hukuman dan Penghargaan): Saya memanfaatkan penghargaan untuk memperkuat perilaku positif dan memberikan hukuman yang mendidik untuk mengoreksi perilaku yang tidak diinginkan, sesuai dengan prinsip Ki Hadjar Dewantara tentang memperbaiki kekurangan.
- Posisi Kontrol Restitusi: Dalam menghadapi pelanggaran aturan, saya menggunakan pendekatan restitusi untuk memastikan bahwa siswa yang melanggar aturan memahami dampak dari tindakan mereka, memperbaiki kerugian yang diakibatkannya, dan mengembalikan hubungan yang rusak akibat pelanggaran.
- Keyakinan Sekolah/Kelas: Saya terlibat aktif dalam diskusi membuat keyakinan kelas/sekolah, Â sehingga bersama menciptakan lingkungan yang aman, inklusif, dan mendukung, di mana setiap siswa merasa dihargai dan didukung dalam perkembangan mereka.
- Segitiga Restitusi: Konsep ini saya terapkan untuk mengatasi konflik dan melibatkan siswa dalam proses memperbaiki kesalahan mereka, sejalan dengan nilai-nilai filosofi pendidikan nasional dan visi Guru Penggerak untuk membangun pembelajaran yang berpusat pada siswa dan berorientasi pada nilai.
Dengan menerapkan pendekatan ini secara konsisten, saya berkontribusi dalam menciptakan budaya positif di SMPK Santa Maria Tulungagung yang memungkinkan setiap siswa untuk tumbuh dan berkembang secara holistik, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan visi Guru Penggerak dalam membawa perubahan positif dalam pendidikan.
REFLEKSI MATERI MODUL 1.4
Refleksi saya tentang keseluruhan materi Modul Budaya Positif mencakup pemahaman mendalam mengenai berbagai konsep inti yang telah dipelajari:
- Disiplin Positif: Pemahaman saya tentang disiplin positif telah berkembang pesat. Saya kini menyadari betapa pentingnya fokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional siswa serta pencegahan pelanggaran daripada hanya mengandalkan hukuman. Disiplin positif lebih mengutamakan hubungan yang sehat antara guru dan siswa dan bertujuan untuk membimbing siswa agar memahami dampak dari perilaku mereka dan mengambil tanggung jawab.
- Teori Kontrol: Teori kontrol, yang berfokus pada bagaimana siswa merasakan kontrol atas perilaku mereka dan konsekuensinya, memberikan wawasan berharga tentang bagaimana lingkungan belajar dapat mempengaruhi motivasi siswa. Saya memahami bahwa memberikan siswa kontrol yang cukup atas keputusan mereka dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan keterlibatan mereka dalam proses belajar.
- Teori Motivasi: Teori motivasi menjelaskan bagaimana faktor-faktor seperti penghargaan dan hukuman mempengaruhi perilaku siswa. Saya telah belajar bahwa penghargaan yang efektif lebih pada pengakuan dan dorongan yang positif, sementara hukuman harus dirancang untuk mendidik dan memperbaiki, bukan hanya untuk menghukum.
- Hukuman dan Penghargaan: Saya menemukan bahwa penggunaan penghargaan dan hukuman harus seimbang dan bertujuan untuk memotivasi siswa secara positif. Penghargaan yang sesuai dapat memperkuat perilaku baik, sedangkan hukuman yang mendidik membantu siswa memahami kesalahan mereka dan belajar dari pengalaman tersebut.
- Posisi Kontrol Guru: Pemahaman saya tentang posisi kontrol guru mencakup pentingnya keseimbangan antara memberikan arahan dan memberikan ruang bagi siswa untuk mengambil inisiatif. Sebagai guru, saya harus mampu mengelola kontrol kelas secara efektif tanpa mengurangi otonomi siswa.
- Kebutuhan Dasar Manusia: Memahami kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan akan rasa aman, keterhubungan, dan penghargaan, membantu saya dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan inklusif. Saya menyadari betapa pentingnya memenuhi kebutuhan ini untuk memotivasi siswa dan mendukung perkembangan mereka secara menyeluruh.
- Keyakinan Kelas: Keyakinan kelas adalah bagian penting dalam membangun budaya positif. Menyadari bahwa keyakinan kelas yang positif dapat mempengaruhi motivasi dan perilaku siswa membantu saya untuk menciptakan atmosfer yang mendukung dan membangun hubungan yang saling menghargai.
- Segitiga Restitusi: Konsep segitiga restitusi, yang mencakup Stabilize the Identity, Validate the Misbehavior, dan Seek the Belief, sangat menarik bagi saya. Saya menemukan bahwa pendekatan ini tidak hanya membantu dalam menangani pelanggaran tetapi juga memperbaiki hubungan dan membangun kepercayaan antara siswa dan guru.
HAL YANG DI LUAR DUGAAN
Setelah mempelajari dan menerapkan modul ini, terdapat hal yang di luar dugaan yaitu pentingnya Keyakinan Kelas: Saya tidak sepenuhnya menyadari betapa mendalamnya dampak keyakinan kelas terhadap perilaku siswa. Menyadari bahwa keyakinan kelas dapat mempengaruhi motivasi dan keterlibatan siswa membuka perspektif baru dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif.
PERUBAHAN CARA BERPIKIR
Setelah mempelajari modul tentang budaya positif, saya mulai lebih memahami pentingnya peran saya dalam menciptakan lingkungan yang mendukung dan memotivasi belajar. Saya menjadi lebih sadar akan pengaruh sikap dan tindakan saya terhadap siswa dan kolega. Saya juga lebih terbuka terhadap ide-ide baru untuk meningkatkan kolaborasi dan semangat tim di sekolah, serta lebih fokus pada membangun hubungan yang positif dan saling mendukung di antara semua anggota komunitas sekolah.
PENGALAMAN