Mohon tunggu...
Syarief-Ahmad
Syarief-Ahmad Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Rakyat pada umumnya, biasa-biasa saja, nggak ada yang istimewa.. bocahsore.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menulis Itu Mudah

18 April 2017   07:01 Diperbarui: 18 April 2017   09:27 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Atau contoh lain, kamu kenal Soe Hok Gie? Sosok fenomenal tahun 65-an yang berhasil menggerakan massa demosntrasi menentang rezim orde lama dibawah kapasitas kemahasiswaannya, dia menuliskan semua kegelisahannya dalam sebuah catatan harian, yang kemudian setelah kematiannya di puncak semeru, catatan harian itu diterbitkan menjadi sebuah buku yang berjudul ‘Catatan Seorang Demonstran’. Sama seperti wahib, pada mulanya soe hok gie juga hanya sekedar menuangkan kegelisahan yang dialami, tentu dengan sedikit gagasan-gagasan yang dia pikirkan dalam buku harian.

Dan barangkali sampai hari ini dia juga tidak pernah tahu bahwa catatan harianya bisa mengilhami jutaan pemuda lainnya di Indonesia. Itulah kehebatan tulisan, dia akan abadi dan usianya tentu lebih lama dari penulisnya.

Kita terkadang terlalu menyepelekan hal-hal yang sepintas kita anggap tidak penting, padahal bisa jadi itu merupakan hal yang luar biasa. Ketika sudah lewat masanya baru tersadar dan menyesal. Oleh karen itu, mumpung masih ada waktu, mulailah menulis apa saja kejadian yang kita alami seperti kita curhat dengan seorang teman.

Dengan menulis, semisal paling remeh-temeh semua kejadian sehari-hari, itu sama artinya kita akan terbiasa untuk mengolah kepekaan, baik kepekaan perasaan maupun pikiran. Kita akan terbiasa menangkap semua kejadian yang menarik dengan ‘peka’, kemudian menuangkan dalam tulisan yang jujur, itu akan membuat orang tertarik untuk membaca tulisan kita.

Banyak karya-karya besar yang terlahir dari kepekaan penulis dalam menangkap kejadian sehari-hari, dengan kejujuran rasa, dan pikirannya. Jadi, mulai sekarang, tugas bagi kamu calon penulis handal mulailah merangkum semua kejadian, kemudian biarkan mengendap menjadi sebuah kegelisahan yang ketika sudah tidak terbendung, maka coba tuangkan dalam bentuk tulisan yang jujur- kadangkala seperti yang saya katakan, pada mulanya motivasi kita hanya sekedar menuangkan kegelisahan dan curhat, tetapi kemudian tulisan itu dibaca orang lain, dianggap menarik, diterbitkan dan mengilhami ratusan, ribuan, bahkan jutaan pembaca yang lain. Keren bukan.

-Menuangkan Ide

Kita sama-sama sadar bahwa semua penulis memiliki gaya dan cara terbaik untuk menuangkan apa yang terbesit di kepalanya. Ada yang sering menulis dengan model curhatan seperti beberapa contoh yang tadi saya sebutkan, ada juga yang suka menulis dengan model essay-essay yang panjang, artikel, puisi dan macam lain sebagainya.

Semua model penulisan itu tegantung dari kenyamanan dari penulis itu sendiri. Kalau kamu merasa nyaman untuk menuangkan ide dalam bentuk essay, curhatan, puisi ataupun artikel, maka pakailah gaya itu. Asalkan ditulis dengan jujur itu akan selalu menarik untuk dibaca. Seringkali bagi para penulis pemula, tidak percaya diri untuk menuangkan ide yang sudah melonjak-lonjak di kepala. Mengenai itu, hal pertama yang ingin saya katakan, jangan peduli dengan tata bahasa, tulis saja. Disini bukan berati saya bermaksud hendak menyepelekaan tata behasa, tetapi saya ingin menekankan jangan kita menjadi terhalang untuk menulis hanya karena takut bahasa yang kita gunakan akan menjadi gunjingan dan cemooh banyak orang.  Kalian terlalu berlebihan dihantui rasa takut dan tidak percaya diri ketika mencurahkan apa yang sudah mengendap di kepala untuk dijadikan sebuah catatan, yang pada akhirnya karena ketakutan itu, kalian tidak pernah menghasilkan apa-apa selain penyesalan di kemudian hari.

Apalagi sekarang di era kecanggihan teknologi dan keterbukaan akses informasi, banyak sekali media yang dapat kita gunakan untuk arena belajar, termasuk ngepost tulisan kita di blog-blog pribadi. Kita tidak harus menunggu ‘belas kasihan’ redaktur hanya untuk mengemis supaya tulisan kita bisa di muat di media massa. Di era kecepatan informasi, menjamur situs ataupun web yang bisa digunakan untuk belajar mempublish tulisan kita.

Mungkin dari kamu akan berpendapat, tulisan yang di publish di blog pribadi akan memiliki nilai kurang bergengsi dibanding dengan media cetak. Pendapat itu tidak selamanya keliru, tetapi tidak selamanya menjadi benar. Bagi penulis pemula yang ingin belajar, jangan ragu dan bukan merupakan kesalahan untuk mempublish tulisan kita di blog, disamping sebagai arsip, ini juga bermanfaat sebagai pembelajaran, menumbuhkan kemauan, dan mengasah kemampuan menulis.

Jangan banyak pertimbangan, yang penting tulis dulu aja. Karena semakin terbiasa kita menulis maka pengolahan kata dan penempatan diksi yang tepat secara perlahan akan membaik.

selamat mencobaa....
Dan selamat menjadi penuliss..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun