Fajar melambai tangan padaku
Berbisik padaku
Bercerita padaku
Tentang seribu masa
Kaulah kisah itu, Dik
Jauh kau pergi bersama elang di kala pagi
Mengembara liku-liku kehidupan
Bermain bersama burung-burung kecil
Hinggap di antara hijaunya padi
Petulanganmu di tanah rusa yang damai
Sadarkah kau?
Kertas dan pensil terlepas dari tangan kecilmu
Matamu tetap putih berbintik sedikit angka
Membakar buku. Habislah angan Kartini.
Kau diam? Aku mengerti
Waktu kau ajak menari
kami tak kau ajak ikut? Apa itu?
Irisan begitu nikmatkah?
Bertarung dengan hatimu sendiri,
Kau tetap terus begitu. Hanya sedikit mengintip pada kami.
Bergelut di atas lumpur berbalut senyum. Apa itu?
Berpesta bersama api ,pacul, dan tenda
Tak kau hiraukan semak-semak yang menjerit menangis
Kau tetap saja asyik dengan semua itu
Kotak kecil 1000 saja jawabmu, begitukah?
Dik,
Kayu dan rotan menari di kulitmu,
Merah membekas di porimu,
Kau pun merontah. Tak diam!
Di antara celah-celah tarianmu, Aku mengerti.
Tiap langkahmu menjauh
Kau tetap kembali
Tiap kali merah wajahmu
Biru tetap hatimu
Mengapa selalu begitu? Aku mengerti
Kulihat air menetes dipipimu,
kurasa lembut hatimu,
menyadari kau tetap seorang wanita.
Walau kau seorang petarung kehidupan
Dan aku bangga memanggilmu, adik.