Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Melacak Kabut Asap di Indonesia Sepanjang 2019

12 September 2019   00:34 Diperbarui: 13 September 2019   11:50 6540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3. Jumlah Hotspot Karhutla Bulanan s.d. 11 September 2019 (dok. DMKB Fahutan USU)

Dalam dua minggu terakhir, banyaknya hotspot yang terdeteksi di lima wilayah tersebut telah menurunkan kualitas udara.

Bila dilihat dari peningkatan jumlah hotspot, Provinsi Kalbar dan Jambi mengalami peningkatan jumlah hotspot lebih dari 4 kali lipat selama sepekan (Gambar 3). 

Pekan sebelumnya (29 Agustus-4 September) hotspot di dua provinsi ini sebesar 361 di Kalbar dan 182. Pada pekan berikutnya di Kalbar terdeteksi 1158 hotspot sementara di Jambi terdapat 763 hotspot.

Gambar 4. jumlah Hotspot Karhutla mingguan akhir Agustus -11 September 2019 di Lima Provinsi Rawan (dok. DMKB Fahutan USU)
Gambar 4. jumlah Hotspot Karhutla mingguan akhir Agustus -11 September 2019 di Lima Provinsi Rawan (dok. DMKB Fahutan USU)
Meningkatnya jumlah hotspot dalam dua pekan ini memperburuk kondisi udara di berbagai kota yang terdampak kabut asap. 

Pada hari ini lima kota yang berada di lima wilayah Provinsi mengalami kondisi udara sampai pada tingkat tidak sehat bahkan berbahaya. 

Kondisi udara terburuk terpantau di Kota Sampit di mana hari ini (11/9) sempat mengalami kondisi udara berbahaya (konsentrasi PM10 > 350 atau grafik pada area ungu). (Gambar 4)

Gambar 5. Konsentrasi PM10 di Berbagai Kota Terdam[ak Kabut Asap[ 11 September 2019 (dok. DMKB Fahutan USU)
Gambar 5. Konsentrasi PM10 di Berbagai Kota Terdam[ak Kabut Asap[ 11 September 2019 (dok. DMKB Fahutan USU)
Seperti diketahui lima wilayah provinsi tertinggi terpantau hotspot adalah wilayah yang memiliki lahan gambut yang masih sangat luas. 

Kabut asap mudah terbentuk di atmosfer dari pemabakaran lahan gambut. Kebakaran lahan gambut termasuk tipe kebakaran bawah yang membakar bahan organik dengan kadar air tinggi yang berada dibawah permukaan tanah dan sedikit pasokan oksigen dalam pembakarannya. 

Hasil utama pembakaran lahan gambut adalah asap tebal yang merupakan ciri proses pembakaran smoldering. 

Proses pembakaran tipe smoldering ini menghasilkan asap yang pekat dengan kandungan gas dan partkel yang berbahaya bagi kesehatan seperti Karbon Monoksida (CO), Karbondioksida (CO2), Partikulat PM2.5/10 dan gas berbahaya lainnya.

Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan
Semua pakar karhutla menemukan penyabab karhutla hampir semuanya dari kegiatan manusia baik unsur kesengajaan maupun kelalaian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun