Dalam dua minggu terakhir, banyaknya hotspot yang terdeteksi di lima wilayah tersebut telah menurunkan kualitas udara.
Bila dilihat dari peningkatan jumlah hotspot, Provinsi Kalbar dan Jambi mengalami peningkatan jumlah hotspot lebih dari 4 kali lipat selama sepekan (Gambar 3).Â
Pekan sebelumnya (29 Agustus-4 September) hotspot di dua provinsi ini sebesar 361 di Kalbar dan 182. Pada pekan berikutnya di Kalbar terdeteksi 1158 hotspot sementara di Jambi terdapat 763 hotspot.
Pada hari ini lima kota yang berada di lima wilayah Provinsi mengalami kondisi udara sampai pada tingkat tidak sehat bahkan berbahaya.Â
Kondisi udara terburuk terpantau di Kota Sampit di mana hari ini (11/9) sempat mengalami kondisi udara berbahaya (konsentrasi PM10 > 350 atau grafik pada area ungu). (Gambar 4)
Kabut asap mudah terbentuk di atmosfer dari pemabakaran lahan gambut. Kebakaran lahan gambut termasuk tipe kebakaran bawah yang membakar bahan organik dengan kadar air tinggi yang berada dibawah permukaan tanah dan sedikit pasokan oksigen dalam pembakarannya.Â
Hasil utama pembakaran lahan gambut adalah asap tebal yang merupakan ciri proses pembakaran smoldering.Â
Proses pembakaran tipe smoldering ini menghasilkan asap yang pekat dengan kandungan gas dan partkel yang berbahaya bagi kesehatan seperti Karbon Monoksida (CO), Karbondioksida (CO2), Partikulat PM2.5/10 dan gas berbahaya lainnya.
Penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan
Semua pakar karhutla menemukan penyabab karhutla hampir semuanya dari kegiatan manusia baik unsur kesengajaan maupun kelalaian.Â