Mohon tunggu...
Achmad Siddik Thoha
Achmad Siddik Thoha Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar dan Pegiat Sosial Kemanusiaan

Pengajar di USU Medan, Rimbawan, Peneliti Bidang Konservasi Sumberdaya Alam dan Mitigasi Bencana, Aktivis Relawan Indonesia untuk Kemanusiaan, Penulis Buku KETIKA POHON BERSUJUD, JEJAK-JEJAK KEMANUSIAAN SANG RELAWAN DAN MITIGASI BENCANA AKIBAT PERUBAHAN IKLIM. Follow IG @achmadsiddikthoha, FB Achmad Siddik Thoha

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Melacak Kabut Asap di Indonesia Sepanjang 2019

12 September 2019   00:34 Diperbarui: 13 September 2019   11:50 6540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. jumlah Hotspot Karhutla mingguan akhir Agustus -11 September 2019 (dok. DMKB Fahutan USU)

Pembersihan lahan untuk jual beli lahan, pembersihan lahan untuk penanaman maupun konversi lahan dari hutan ke perkebunan dan lahan pertanian merupakan penyebab yang banyak ditemukan di lapangan dan hasil riset. 

Selain itu ditemukan aktivitas masyarakat dalam menggunakan api yang menyebabkan terjadinya kebakaran tidak terkendali seperti memancing, camping, berburu dan membersihkan hama/penyakit di lahannya. 

Api dari lahan masyarakat bisa menjalar ke perkebunan, hutan bahkan ke pemukiman/fasilitas umum.

Umumnya kasus kebakaran ditemukan di lahan dibandingkan di hutan. Pada lahan di luar hutan yang banyak berupa hamparan smeak belukar dan alang-alang sangat mudah dibakar dan terbakar cepat. 

Semak belukar dan alang-alang ini acapkali merupakan lahan tidur atau terlantar sehingga seringkali tidak terkontrol sejak awal ketika api mulai muncul. 

Sedangkan pada lahan hutan yang lebat, sangat sulit terbakar kecuali seblumnya dibuka sehingga tersedia bahan bakar kering yang cukup bisa membakar biomass hutan.

Pada tahun 2019 BMKG memang memprediksi kondisi iklim lebih kering dibandingkan tahun 2018, namun tidak separah tahun 2015.

Bila pada tahun 2015 di Indonesia terjadi El Nino skala Kuat, maka BMKG merilis pernyataan bahwa tahun 2019 El Nino yang terjadi di Indonesia pada skala lemah (Baca di sini)

Menariknya meski El Nino terjadi pada skala lemah, kabut asap pekat kembali terjadi. Barangkali hasil penelitian Prof Herry Purnomo, Peneliti CIFOR (Center for International Forestry Research) kembali terulang bahwa ada Unsur Politik Lahan pada kebakaran 2019. 

Apa sebab? Sebagaimana diketahui seperti di Provinsi Riau akan berlangsung Pilkada serentak 2020 mendatang di Sembilan Kabupaten dan Kota. Sembilan Kabupaten dan Kota itu adalah Dumai, Pelalawan, Siak, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Bengkalis, Meranti, Inhu dan Kuansing (Sumber di sini)

Menurut hasil penelitian Prof Herry sejumlah kepala daerah atau calon kepala daerah menjadikan bagi-bagi lahan sebagai insentif untuk menarik perhatian pemilih. Banyak kepentingan politik di dalamnya.(Baca selengkapnya di sini). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun