"Saya sudah dua. Empat masih boleh. Kalau satu nanti marah-marah. Dua ribut. Tiga tidak damai. Empat baru enak." Celoteh pemuda Arab ini.
Saya tak sepenuhnya paham apa makna guyonan ini. Memang di Arab punya istri lebih dari satu adalah hal yang umum. Ini saya anggap guyonan untuk mengakrabkan kami. Ternyata usai guyonan itu, pedagang berparas ganteng itu lalu berbisik kepada saya.
"Ini mantap buat istri. Hajar Jahanam,"
Saya dan Agus, teman saya dari Medan yang mendampingi saya belanja tertawa. Teryata legenda Hajar Jahanam, Si obat kuat dari Arab ini, tanpa saya cari ada yang menawarkan. Saya melihat sebuah benda hitam mirip batu yang diperlihatkan agak sembunyi-sembunyi pada kami.Â
Kabarnya Hajar Jahanam ini sejenis batu, namun ada yang menyebutnya ramuan tradisional dari getah kayu yang berkhasiat untuk menambah kejantanan pria. Hajar Jahanam ini banyak dicari oleh pembeli khususnya dari Indonesia. Wajar, saat kami belanja, si pemuda ini sudah ancang-nacang menawarkan barang yang melegenda ini.
"Oleskan saja, dua menit lalu bangun." Kata pemuda penjual barang mainan ini sambil tersenyum dalam Bahasa Indonesia yang cukup fasih.
"Lain kali saja, Bro. Ok, bro, syukron."
Kami berlalu sambil tertawa-tawa selama perjalanan. Sungguh unik dan menarik berbelanja di Arab Saudi. Suasana interaksi dengan pedagang di negeri tempat dua kota suci ini bisa menyegarkan pikiran seiring padatnya jadwal umrah.
Banyak inspirasi dari interaksi dengan pedagang di Arab Saudi. Setidaknya pesan yang bisa saya ambi adalah: buatlah cara unik, menarik dan akrab dengan calon pembeli, agar dagangan Anda laku terjual.
Buatlah seolah pedagang berhadapan dengan orang yang dekat dengan mereka meskipun mereka berada jauh dari kampung halamannya. Memakai Bahasa daerah, menerima mata uang yang dipakai di tempat asalnya, memakai istilah yang ramah di telinga pembeli, memberi bonus, bebas mencicipi serta bersikap ramah dan jenaka, membuat dagangan di khususnya di Kota Suci ini tak pernah sepi dari pembeli.
Menjual sesuatu tak cukup barang yang bernilai, tapi juga cara menjual yang menarik dan unik. Itu inspirasi penting yang saya peroleh selama perjalanan selama umrah, di Dua Kota Suci Makkah dan Madinah serta di Jeddah.