"Assalamu'aiakum, Mas Bro,"
"Hai Bro."
Setelah ucapan itu tentu saja teknik sok akrab lainnya seperti bersalaman dan merangkul dipakai untuk mengajak masuk calon pembeli ke dalam toko sang penjual kreatif ini.
Hasilnya bagaimana? Tentu saja, cara jemput bola, aktif, kreatif dan unik ini lebih berpeluang mendapatkan pembeli yang banyak daripada si pemilik toko hanya berdiam diri di dalam lapaknya.
4. Menggunakan Mata Uang Rupiah dalam Menetapkan harga barang.
Anda kehabisan uang Riyal tetapi masih ingin berbelanja di Arab Saudi? Tidak usah khawatir. Di sini mata uang Rupiah adalah mata uang kedua setelah Riyal. Semua harga bisa dirupiahkan dengan mudah dan cepat oleh pedagang di sini. Bahkan, beberapa pedagang ada yang langsung menyebutkan rupiah saja untuk harga sebuah barang.
"Lima puluh ribu satu kilo"
"Seratus dua puluh ribu, satu,"
"Seratus ribu satu,"
Itulah yang saya dengar dari beberapa pedagang di Makkah dan Madinah. Bahkan mereka sengaja memperlihatkan lembaran lima puluh ribuan dan serratus ribuan ditangannya untuk meyakinkan calon pembeli bahwa barangnya bisa dibayar dengan uang rupiah.
Sebagian besar belanjaan saya lebih banyak dibeli memakai uang Rupiah. Misalnya saya membeli sekilo kismis dan sekilo kacang arab seharga masing-masing Rp. 50 ribu di lingkungan Masjid Quba Madinah. Saya juga membeli sajadah, mushaf Quran, coklat, dan mainan anak-anak dengan mata uang rupiah.Â