"Kenapa, Bu?"
"Kita harus menjaga keseimbangan supaya perahu kita tidak terbalik."
"Kita berenang saja."
"Iya, Bu, kita berenang saja. Seru!"
Belajar di luar kelas memang menyenangkan. Ia menghadirkan pengalaman belajar yang autentik. SD Harapan Bajulmati memang tidak memiliki laboratorium khusus untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). Namun, alam dusun mereka menyediakan laboratorium ciptaan Tuhan: sungai, hutan, bukit, pantai, kebun kelapa, samudera, angin laut, pasir putih, nelayan.
Laboratorium ciptaan Tuhan merupakan sumber belajar yang melimpah, rendah biaya, serta mudah diakses oleh siswa secara langsung.
Tiga perahu merapat di tepi sungai. Mereka tiba di lokasi penanaman bakau. Di sana Pak Izar sudah menunggu kedatangan para siswa dan guru.
"Di sinilah kita akan menanam bakau," jelas Pak Izar. "Setiap siswa silakan mengambil satu tanaman bakau. Perhatikan cara menanamnya supaya tanaman bakau kita tidak mati karena terbawa arus sungai." Pak Izar memberi contoh cara menanam bibit bakau.
Ini memang kegiatan sederhana: menanam bakau. Hanya itu. Namun, apabila ditilik dari manfaat pohon bakau, ia memberi pengaruh yang signifikan terhadap lingkungan. Selain dapat mencegah erosi di tepi sungai, pohon bakau memberikan nutrisi yang berguna bagi lingkungan di sekitarnya. Tanaman ini menjaga keseimbangan ekosistem sungai dan pantai.
Tanaman bakau juga menyumbang kontribusi positif untuk meningkatkan kesuburan tanah di sepanjang aliran sungai yang berair payau.
Sebagai produsen dalam rantai makanan, pohon bakau menjadi sumber nutrisi bagi ikan-ikan kecil dan kepiting. Daun tanaman bakau menjadi sumber makanan utama bagi beberapa jenis ikan untuk kelangsungan hidupnya.