Sepuluh ikat bibit tanaman bakau kini sudah berada di halaman SD Harapan Bajulmati. Siswa-siswi berbaris sesuai kelompok. Wajah anak-anak tampak sumringah. Mereka siap beraksi dalam kegiatan menanam.
Ibu Lihah dan Ibu Indah membagikan satu ikat bibit tanaman bakau kepada setiap kelompok. Pak Izar bersiap memimpin doa sebelum kegiatan dimulai.
Kalau para pengabdi pendidikan di sana ditanya: "Apakah kegiatan menanam merupakan implementasi penguatan Profil Pelajar Pancasila?" Barangkali jawaban mereka belum sepenuhnya sesuai teori atau panduan desain projek. Gagasan kegiatan itu justru berangkat dari naluri pendidik yang peduli terhadap nasib masa depan anak-anak dusun.
Rombongan siswa-siswi SD Harapan Bajulmati bergerak menuju sungai. Setiap kelompok didampingi satu orang guru. Safety wajib diupayakan. Setiap siswa mengenakan pelampung. Di tepi sungai tiga perahu gethek menunggu mereka. Rombongan siswa dan guru harus menaiki perahu lalu menyusuri sungai untuk menuju lokasi penanaman bakau.
Perahu bergerak beriringan. Dan lihatlah, di atas perahu anak-anak bercengkerama bahagia. Guru pendamping pun larut dalam suasana gembira.
"Itu rumahku di sebelah sana!"
"Itu kebun milik siapa, Bu?"
"Air sungai kok warnanya hijau. Kenapa, Bu?"
"Iya, kenapa air sungainya seperti berwarna hijau?"
Ibu Indah memberikan respons terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan siswa selama "berlayar" menyusuri sungai.
"Jangan banyak bergerak anak-anak!" ujar Ibu Indah.