"Bertanya tentang apa, Gok?"
"Apa saja, terutama yang terkait langsung dengan pengalaman Anda. Mudah kan?"
Itulah awal mula Gok Jim terlibat "pengajian rutin" bersama anak-anak muda di kampungnya. Awalnya, mereka mengalami kesulitan merumuskan pertanyaan. Ketika maksud pertanyaan sudah ketemu, mereka sulit mengungkapkannya.
Gok Jim memberi jalan keluar. Pakai bahasa Jawa tidak apa-apa.
Seiring berjalannya waktu serta semakin akrab dan terbukanya watak dialog, anak-anak muda di kampung Gok Jim kian lihai bertanya, kian berani menyampaikan pendapat, kian percaya diri mengemukakan ketidaksetujuan atas pendapat tertentu.
Acara itu lantas dinamakan Majelis Kamisan. Anak-anak yang mengusulkan nama itu. Gok Jim langsung oke.
Majelis Kamisan tetap berlangsung meski harus tetap jaga jarak di tengah wabah pandemi. Dan malam itu tema yang dibahas adalah Puasa dan Manusia Bertakwa.
Fikri langsung membuka dengan pertanyaan, "Kenapa sih Tuhan mewajibkan kita berpuasa?"Â
Pertanyaan itu dilanjutkan oleh Fauzi, "Ada anak bertanya pada bapaknya, buat apa berlapar-lapar puasa?"
"Itu lagunya Meggy Zet!"
"Ngawur!"