Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ndak Perlu Mudik! Ini 3 Langkah "Sungkem Online" Penuh Makna

16 Mei 2020   20:39 Diperbarui: 16 Mei 2020   20:39 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita nekat pulang kampung hanya untuk berbagi kesedihan. Alangkah mengenaskan!

Sekarang, kita membayangkan suasana saat kita menahan diri tidak pulang kampung. Kita tidak melakukan mudik online. Mudik kok online. Yang dibayangkan adalah kita melakukan sungkem online kepada Ayah dan Ibu. Bertatap wajah melalui video call.

"Alhamdulillah, Mak, saya sehat di sini. Bapak dan Emak bagaimana, sehat?"

"Alhamdulillah, Le, Bapak dan Emak sehat."

"Ngapunten ya, Mak, saya belum bisa pulang. Salim sungkem saya untuk Bapak dan Emak. Mohon maaf atas semua kesalahan saya, Mak." (Sambil mulai menahan isak).

(Emak mengusap matanya yang merah). "Oalaah, Le, sama-sama. Bapak dan Emak juga minta maaf. Lama sekali belum bisa nyambangi kamu. Semoga kamu diberi kesehatan dan dijaga hidupmu oleh Gusti Allah..."

(Kedua mata benar-benar basah). "Amin. Semoga Bapak dan Emak juga sehat. Doakan saya ya, Mak."

Sungkem online terlaksana. Keluarga di kampung semoga tetap sehat dan bahagia.

Setelah membayangkan dua opsi (nekat mudik atau bertahan tidak pulang kampung) bersama akibat yang menyertainya, kita tinggal memilih. Akal sehat dan logika yang waras pasti berpihak pada opsi menahan diri tidak mudik.

Bukan egoisme yang kita gelorakan, melainkan empati dan kasih sayang kepada orang tercinta yang kita perjuangkan.

Langkah ketiga adalah menyusun perencanaan teknis sebelum acara sungkem online berlangsung. Apa saja yang perlu ditata? Menghitung berapa kuota online yang diperlukan, apa aplikasi video call yang biasa digunakan oleh keluarga di desa, berapa lama durasi sungkem online berlangsung, serta persiapan teknis lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun