Waskito makin bergelora.
"Buat apa Anda memiliki kompetensi tingkat tinggi kalau dengan kompeteni itu hidup Anda justru merugikan orang lain?" Tidak ada yang menjawab.
"Ketika Anda bekerja menggunakan kompetensi yang Anda kuasai, uang bisa diperoleh. Namun, hidup tidak selalu dinilai dan dihargai dengan uang. Berilah makna hidup Anda dengan mengabdikan kompetensi Anda pada kebaikan, kebenaran dan kemuliaan.
Manusia yang berkualitas bukan yang paling tinggi kompetensinya, melainkan yang paling bermanfaat hidupnya untuk sesama."
Jadi, tiga dosa besar pendidikan adalah pertama, siswa tidak mengenal dirinya, tidak mengerti sejarah kelahirannya, tidak memahami potensi tanah kelahirannya. Â
Kedua, pendidikan yang bertumpu pada "kompetensi oriented"hanya siap mengabdi untuk kepentingan indutri dan kapitalisme. Ketiga, tidak mengajarkan makna dan perilaku hidup bahwa manusia berkualitas adalah manusia yang paling bermanfaat untuk sesama.
Waskito tiba-tiba tersadar. Ia tidak tengah berceramah di depan siswa SMK, melainkan menghantam dirinya sendiri sebagai penebusan dosa pendidikan yang pernah dilakukannya.[]
Jagalan, 110520
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H