Saya ingin menikmati apakah ada sesuatu yang baru dan berbeda dari iklan tersebut. Mari kita saksikan bersama.
Pada menit pertama kita langsung disuguhi informasi bahwa "Tayangan ini dibuat dengan mematuhi physical distancing".
Apa artinya? Iklan tersebut sejak awal telah mengabarkan kita berada di situasi pandemi. Salah satu anjuran yang patut dilaksanakan adalah menjaga jarak sosial antarorang.
Hal itu penting disampaikan karena beberapa waktu lalu ada acara shooting pembuat konten video yang melibatkan banyak kru tidak mengikuti anjuran physical distancing. Tentu, hal ini bukan  edukasi yang baik. Pembubaran pun terpaksa dilakukan.
Yang menarik, TVC Ramadan Pertamina 2020 sengaja diproduksi untuk merespons situasi pandemi. Sequence dimulai tanggal 24, 29 April, 1, 3 hingga 6 Mei. Selama dua belas hari tidak keluar rumah, ngapain saja? "Banyak hal yang tak perlu berhenti meski kita di rumah aja."
Benarkah demikian? Mari mencermatinya. Aktivitas dimulai dari ibadah shalat malam, membangunkan sahur, mengaji dan belajar. Hingga detik ke enam belas pada tayangan itu, kita menyaksikan beragam aktivitas.
Ibadah, mengaji, dan belajar tampaknya sengaja ditekankan di tengah anjuran Di Rumah Aja. Kegiatan belajar mengaji bahkan ditampilkan secara khusus. Ada pertanyaan dari Ibu, "Hukum nun mati ketemu ba namanya?" Sang anak menjawabnya, "Iqlab."
Namun, menampilkan dialog belajar ilmu Tajwid rasanya memberikan penekanan lebih khusus. Ada dua impresi sekaligus: ibadah mengaji dan belajar membaca Al-Qur'an secara benar. Menarik, bukan?