Kita bisa memantau harga kebutuhan pokok kota kabupaten di Jawa Timur melalu siskaperbapo.com. Di kabupaten Jombang, Selasa (28/4/2020), harga beras Bengawan per kilo Rp 10.900. Beras jenis IR 64 harganya Rp 9.583 per kilo. Harga beras Mentik Rp 10.666 per kilo.
Menurut daftar harga siskaperbapo.com, gula pasir dalam negeri di Jombang harganya Rp. 16.750 per kilo, Selasa (28/4/2020). Pada hari yang sama, harga tertinggi gula pasir dalam negeri di Kabupaten Sampang, yaitu Rp 18.250 per kilo. Harga gula pasir terendah Rp. 16.333 di kota Madiun.
Bagaimana dengan harga cabe merah besar biasa? Â Pada Selasa (28/4/2020), dari 38 kota/kabupaten di Jawa Timur harga rata-rata cabe merah besar biasa per kilo adalah Rp 21.544. Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Probolinggo, yakni Rp 30.666. Sedangkan harga rata-rata terendah di Kabupaten Bojonegoro, yakni Rp 13.000. Adapun harga cabe merah besar biasa di Kabupaten Jombang Rp. 20.666 per kilo.
Dari 38 kota/kabupaten di Jawa Timur harga rata-rata cabe rawit per kilo adalah Rp 21.095. Harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Magetan sebesar Rp. 29.333. Harga rata-rata terendah di Kabupaten Banyuwangi sebesar Rp 15.000. Di Kabupaten Jombang harga cabe rawit per kilo sebesar Rp 17.833.
Melalui tulisan ini saya tidak bermaksud menambang pusing kepala kita dengan laporan daftar harga kebutuhan pokok. Saya sekadar mengabarkan bahwa di tengah naik turunnya harga kebutuhan pokok, daya beli masyarakat tengah mengalami penurunan.
Situasi saat ini tidak cukup diselesaikan dengan empati. Kita harus bergerak: saling menguatkan, saling membantu, saling menolong. Saya pun turut berbagi semangat kepada teman-teman alumni SMP yang bergerak menggalang donasi.
"Kalau masyarakat saling menguatkan dan membantu dengan berbagi masker, memberi sembako gratis atau saling membeli dagangan sesama pedagang kecil, itu semua bukan hasil dari prestasi kepemimpinan politik atau hasil kerja kepemerintahan.
Kepedulian sesama warga itu merupakan hasil rasa kemanusiaan dan jiwa sedekah yang tumbuh di hati rakyat kecil."
Bangsa Indonesia yang dikenal tangguh di segala medan dan cuaca kini mengalami ujian. Soal ketangguhan survival, bangsa Indonesia memang jago. Mereka bisa tertawa dalam kesedihan. Kaya dalam kemiskinan. Kenyang dalam kelaparan. Bergembira dalam kesedihan. Merasa terang benderang dalam kegelapan.
Itu semua---maaf beribu maaf---juga bukan hasil dari prestasi kepemimpinan nasional, melainkan berkat ketangguhan "DNA" bangsa Indonesia yang disayang Tuhan.[]
Jagalan, 290420