Mohon tunggu...
Achmad Saifullah Syahid
Achmad Saifullah Syahid Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

orang-orang cahaya berhimpun di dalam tabung cahaya, tari-menari, di malam yang terang benderang sampai fajar menjelang di cakrawala.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Optimisme Nekat dan Ancaman "Lose-lose Situation"

17 Maret 2017   21:22 Diperbarui: 18 Maret 2017   10:00 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://kammistksbandung.wordpress.com/

Jadi, populasi penduduk itu adalah potensi tenaga kerja—juga konsumen yang menggerakkan kegiatan ekonomi. Cara berpikir yang segmentatif—fokus pada elemen-elemen yang terpisah. Itupun elemen yang dimaksud adalah materialisme dalam bentuknya yang paling materi.

Banyak anak banyak rejeki, dengan demikian, tidak sepenuhnya keliru. Pada konteks tertentu ia merefleksikan kesadaran kolektif yang menjadi salah satu pilar “ketahanan” mental bangsa Indonesia.

Dan tentu saja Indonesia tidak akan mencanangkan program, misalnya “Do it for Denmark”—program paket liburan bagi pasangan muda di Denmark agar segera hamil dan memiliki anak. Atau program Hari Keluarga di Korea Selatan, yang pada hari Rabu pukul 19.00 setiap bulan aliran listrik diputus demi menciptakan suasana yang “kondusif” untuk menambah anak.   

Modal “budaya tak tampak” yang tidak dimiliki negara-negara maju itu adalah modal nekat. Soal nekat ini, arek-arek memang tak tertandingi.[]

Jagalan 17.03.17

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun